Kamu suka menulis blog, membuat video atau mungkin podcast? Dengan kemudahan membuat dan mengakses berbagai content menggunakan koneksi internet, saat ini semakin banyak orang yang menjadikan ketertarikan pada berbagai jenis content itu sebagai profesi.
Nah, begitu masuk di industri kreatif kamu akan familiar dengan yang namanya Content Strategy. Sudah pernah mendengar istilah yang satu ini? Mungkin jika diartikan kata per katanya kamu masih bisa sedikit memahaminya. Yuk cek apakah pengertian yang kamu tangkap ini sama dengan definisi yang dikutip dari Hubspot di bawah ini:
Content strategy adalah strategi yang diambil berdasarkan business goals (contohnya, membangun brand awareness, brand loyalty, dan mengedukasi customer), kemudian menggunakan content sebagai sarana utama untuk mencapai tujuan tersebut.
Cara Membuat Content Strategy
Sama halnya dengan content marketing, riset adalah bagian yang penting dalam content strategy. Untuk membantu dalam mengembangkan strategi konten, kita perlu tahu lebih dulu ke-7 langkah membuatnya seperti yang dilansir dari cmswire.com berikut:
1. Menentukan tujuan
Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah menentukan goals/tujuan. Misalnya, apakah tujuanmu membuat content adalah agar lebih banyak orang yang mengenal blog/brand/mediamu? Atau mungkin untuk membangun loyalitas customer? Tujuan ini nantinya akan menjadi acuanmu dalam menentukan strategi yang tepat.
2. Mengetahui siapa target atau prospekmu
Tanpa tahu apa ketertarikan dan kebiasaan target/prospekmu, akan sulit dalam mencapai goals. Contohnya saja, jika targetmu adalah remaja, tetapi kamu justru membuat content dengan gaya bahasa yang formal, dan layout atau design social media berwarna gelap, tentu ini akan kurang menarik bagi para remaja. Jadi, sangat penting untuk terlebih dahulu melakukan riset terhadap targetmu.
Baca juga: Agar Pemasaran Efektif, Kenali Target Customer dengan Membuat Buyer Persona
3. Optimisasi SEO
Buatlah content yang SEO friendly agar mudah ditemukan oleh prospek. Cari tahu keywords yang relevan dan sering dicari dengan menggunakan SEO tools seperti Ahref, Ubbersuggest Neilpatel, hingga SEMrush.
Baca juga: Keyword Research & Tools untuk Membuat Konten yang SEO Friendly
4. Analisa kompetitor
Menganalisa kompetitor bukan berarti membuat content yang sama persis dan tanpa mengembangkan ide untuk content sendiri. Melainkan di sini lebih ke mencari tahu kenapa content kompetitor bisa sukses? Kemudian melihat content macam apakah yang memiliki pencarian tinggi dan menarik audience.
5. Menentukan channel yang perlu digunakan
Sekarang ini memang ada banyak channel atau social media yang memiliki banyak users. Tapi, kita tidak perlu menggunakan semuanya untuk menarik perhatian mereka. Hanya dengan menggunakan 3 media sosial, misalnya Facebook, Instagram, dan Twitter, asalkan terkelola dengan baik akan lebih efektif dibanding menggunakan semua channel tapi tidak optimal.
6. Membuat editorial calendar
Untuk dapat memudahkan men-track content yang dibuat, siapa yang terlibat, hingga proses-proses apa saja yang perlu dilalui (misalnya drafting, review, publish, modify) diperlukan editorial calendar. Bagaimana cara membuatnya? Adakah contohnya? Kamu bisa mengeceknya di sini.
7. Membangun kredibilitas
Bangunlah kredibilitas dengan membuat content yang bernilai dan bermanfaat untuk target audience secara konsisten. Jadi ketika ada niche atau produk yang mereka cari adalah yang kamu tawarkan, mereka akan langsung mengingat brand/blog-mu. Memang dibutuhkan waktu untuk sampai ke tahap ini, tapi possible untuk dilakukan.
Content Strategy vs Content Marketing
Setelah mengetahui lebih lanjut mengenai content strategy mungkin muncul pertanyaan di benakmu, “Lalu apa bedanya content strategy dengan content marketing?”
Content strategy adalah pemikiran dan penelitian yang dilakukan untuk membangun kampanye content marketing yang efektif. Sedangkan content marketing adalah bagian dari kampanye itu sendiri. – Fractl
Kesimpulannya, content strategy dan content marketing sama-sama diperlukan. Content strategy membuat content tetap user friendly, memberikan informasi, ataupun benefit untuk prospek kita. Sedangkan content marketing diperlukan untuk menjaga strategy yang dijalankan dapat menghasilkan prospek dan meningkatkan peringkat di halaman pencarian. Contoh content marketing diantaranya adalah blog, e-books, email marketing, dan video marketing.
Kalau kamu sendiri lebih tertarik menjadi Content Marketer atau Content Strategist?