Pengalaman Saya
Perlu waktu bertahun-tahun untuk saya merealisasikan keinginan memiliki website atau personal blog dengan domain sendiri. Dulu… baru baca dikit soal domain dan hosting, “Duuh pusing. Nanti lagi aja deh.”
Pas lihat harga untuk pasang hosting & domain selama setahun “Ya ampun… mahal banget. Nanti aja deh” (Padahal… kalau dihitung-hitung harganya jauh lebih murah daripada kebutuhan produk skincare saya selama setahun. lol.)
Jadi, kalau kamu punya kebiasaan menunda-nunda sama seperti saya, emang dibutuhin banget niat. Walau di judul saya kasih kata-kata ‘langkah sederhana’, tapi dalam prosesnya kita tetap perlu meluangkan waktu dan mau belajar sedikit hal-hal teknis.
Saya sendiri menghabiskan waktu kurang lebih sekitar seminggu untuk mengumpulkan informasi & mengerjakannya. Tapi tenang, kamu bisa lebih menghemat waktu untuk memulai membuat website sendiri dengan 5 langkah ini.
5 Langkah Membuat Website Sendiri
1. Memilih domain dan hosting
Untuk memiliki website sendiri, ada dua hal yang harus dipersiapkan, yaitu domain dan hosting. Sewaktu mencari tahu apa itu domain dan hosting, saya lebih memahami definisinya begitu diumpamakan sebagai hal-hal di sekitar saya.
Jika website kita analogikan sebagai sebuah rumah, maka domain merupakan alamat dari rumah kita. Sementara itu, web hosting merupakan tanah tempat berdirinya rumah (website) kita.
Jadi, bisa dibilang untuk membuat situs dibutuhkan domain dan web hosting. Di Indonesia sendiri sudah ada banyak layanan hosting dan domain murah.
Diantaranya seperti, Niagahoster, Dewaweb, Domainesia. Kalau saya sendiri setelah mencari beberapa referensi di internet memutuskan untuk menjatuhkan pilihan ke Niagahoster. Pilihan durasinya tersedia dari mulai 6 bulan, 1 tahun, atau hingga 3 tahun.
2. Mengaktifkan SSL
Meng-install atau mengaktifkan SSL (Secure Sockets Layer), selain untuk kepentingan dan kemanan website agar data dan informasi web kita terlindungi, juga menguntungkan dari segi SEO.
Dengan sertifikat SSL, maka web kita akan lebih terpercaya dan memiliki kredibilitas di mesin pencarian. Bahkan para visitor pun bisa dengan mudah mengetahui suatu web tidak menggunakan SSL dari tulisan ‘not secure’ di samping URL.
Sama seperti domain dan hosting, kita perlu membeli sertifikasi SSL. Tapi, karena saya membeli paket hosting dalam durasi beberapa tahun, saya mendapatkan sertifikasi SSL secara gratis di Niagahoster.
(Untuk lebih detail penggunaan Niagahoster dan juga pemasangan SSL yang saya beli di sana, nanti akan saya tuliskan dalam postingan yang berbeda.)
3. Memilih dan memasang tema
Untuk mempermudah kita dalam mengelola konten tanpa perlu mengerti bahasa pemrograman, untungnya ada CMS (Content Management System). Nah, jika sudah familiar dengan WordPress, memasang tema tidaklah sulit.
Langkah pertama: Pada Dashboard, pilihlah Appearance –> Themes.
Setelah itu, pilih tema yang sesuai keinginan. Untuk mencoba melihat tampilannya bisa mengklik Live Preview. Sudah menemukan yang cocok? Tinggal klik Activate.
Lalu lanjutkan dengan penyesuaian dari mulai mengganti gambar dan mengedit site title dengan kembali ke Appearance –> Customize.
4. Memilih plug in yang sesuai dengan kebutuhan
Untuk yang belum tahu, WordPress terbagi ke dalam dua platform yang berbeda, yaitu WordPress.com dan WordPress.org. Terdapat perbedaan dari kedua macam WordPress ini. Salah satunya adalah dalam hal plug in.
Berbeda dengan WordPress.com yang sewaktu kita mendaftar sudah langsung mendapatkan plug in lengkap, tidak ada subscribe hingga like button pada WordPress.org. Kita harus meng-install dan mengatur sendiri plug in yang ingin kita gunakan jika menggunakan platform ini.
Cara menginstallnya adalah dengan mengklik plug in pada Dashboard. Kemudian carilah plug in yang kamu butuhkan.
Salah satu plug in yang esensial tentu saja untuk menampilkan subscribe, like, & share button. Agar buttons tersebut muncul di halaman web, saya menggunakan Jetpack.
Jika kamu ingin menggunakan Jetpack secara free, langsung klik saja button ‘Start with free’ pada bagian bawah pada halaman Jetpack plans.
Untuk menambahkan button subscribe, pilih Setting –> Discussion –> Enable pengaturan yang kamu inginkan –> Save.
Untuk tombol sharing dan like, pilih Sharing –> Enable sharing dan like button
Kamu bisa mengatur sosial media apa saja yang ditampilkan dengan mengklik Edit sharing buttons maupun Add more button.
Beginilah tampilannya pada front end.
5. Menambahkan page, menu, dan side bar
Untuk menambahkan halaman About ataupun halaman lainnya pada bagian menu, kita harus membuat terlebih dahulu di back end.
Pilih Pages –> Add new
Nah, sekarang cara untuk menambahkan menu dan side bar. Saya lebih suka melakukannya di front end.
Setelah mengklik Customize, pilih Primary –> Add items (Menu yang ingin ditampilkan pada homepage).
Sementara itu, untuk menambahkan widget di side bar, seperti recent posts, categories, gallery, saya mengeditnya dari front end juga.
Customize –> Widget –> Sidebar –> Add a widget. Tingal pilih widget yang ingin dipasang, serta diatur posisinya dengan cara di drag.
Berhubung saya sudah punya beberapa postingan di blog WordPress yang lama, saya harus migrasi blog saya itu ke website ini. Saya langsung kaget begitu saya import data dari blog lama, ternyata followers dan jumlah like menghilang.
Oleh karena itu, sebaiknya jika sudah berniat untuk memiliki blog dengan domain sendiri, jangan ditunda-tunda, karena proses penyesuaian di platform yang baru bisa cukup makan waktu.
Semoga langkah yang saya tuliskan di sini mudah dipahami dan membantu, ya =)