Sama halnya dengan resolusi yang biasanya kita tulis setiap tahunnya, ketika kita menggunakan content marketing perlu juga menuliskan targetnya secara detail. Kemudian melakukan evaluasi untuk melihat performa dan kesuksesan content marketing yang sudah dilakukan.
Waktu ideal untuk mengukur keberhasilan content marketing?
Untuk melakukan evaluasi sebaiknya tidak hanya dilakukan setelah project selesai, melainkan dilakukan secara berkala dalam periode waktu tertentu. Misalnya saja 3 bulan, atau bahkan 1 bulan. Namun, sebaiknya gak dilakukan terlalu cepat juga ya, misalnya seperti hitungan minggu, karena nantinya masih belum terlihat perbedaannya.
Cara mengukur kesuksesan content marketing
Berbicara mengenai metric, sebenarnya ada banyak metric yang bisa digunakan untuk mengetahui kesuksesan content marketing. Tapi, bukan berarti kita perlu menggunakan semua metric content marketing yang ada. Kita hanya perlu menyesuaikannya dengan tujuan atau goal yang ingin dicapai.
Pertanyaannya, bagaimana kalau kita tidak tahu cara menentukan objektif dan juga KPI (Key Performance Indicator)? Sederhananya bisa dengan menjawab kenapa perusahaan atau bisnis kamu ada? Apa saja hal yang penting yang menjadi tolak ukur kesuksesannya?
Metric content marketing
Secara garis besar, dikutip dari Content Marketing Institute (CMI) chart yang dibuat oleh CMI’s Vice President of Marketing Cathy McPhillips di bawah ini bisa membantumu dalam menentukan metric dari setiap goal.
Berikut detailnya:
- Untuk brand yang masih baru, biasanya sasaran yang menjadi prioritas adalah membangun brand awareness agar konsumen bisa mengetahui brand tersebut. Jadi untuk metric-nya bisa berupa pageviews, web traffic, ataupun referral links.
- Bagaimana kalau tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan? Maka metric yang digunakan adalah online ataupun offline sales.
- Masih dari CMI, selain menentukan metric content marketing melalui goals-nya, kita juga bisa menentukan dari KPI setiap tipe content-nya, lho.
- Misalnya untuk mengetahui kesuksesan blog artikel, bisa dengan cara mentrack unique visitors, waktu rata-rata visitor berada di web, maupun perbedaan visitor dari mobile dan desktop. Terus kalau social media, bisa dilihat dari open rate-nya, seberapa banyak yang men-subscribe, ataupun CTR.
- Kemudian ada podcast, yang metricnya bisa dilihat dari berapa banyak subscriber, backlink, download, maupun memberikan rating.
Tools untuk mengecek keberhasilan content marketing
Untuk tools yang digunakan sebenarnya bervariasi. Tersedia dari tools yang free hingga berbayar. Contoh tools yang free adalah tools dari Google, yakni Google Analytics dan Search Console. Sementara yang berbayar misalnya saja adalah SEMrush, Socialbakers, Buzzsumo.
Template data content marketing
Dikarenakan content marketing ini merupakan hasil kerja tim, walau tidak menutup kemungkinan hasil kerja sendiri (seperti blogger), sebaiknya organisir data-data yang terkumpul dalam satu format yang bisa dipahami oleh semua anggota tim.
Jika datanya ditarik dari beberapa jenis content, misalnya website artikel, social media, dan podcast, kamu bisa membuatnya dalam satu sheet yang sama atau dibuat dalam tab terpisah.
Sebagai contohnya, kamu bisa menggunakan format berikut ini:
[easy_media_download url=”https://belajarcontentmarketing.com/wp-content/uploads/2022/01/Content-Marketing-Tracker.xlsx”]Sekali lagi ini hanya contoh, jadi bisa kamu sesuaikan lagi dengan kebutuhan.
Kesimpulan:
Mengukur kesuksesan content marketing bisa dikatakan proses yang tiada akhir. Kita perlu mengevaluasi dan melakukan optimisasi kembali ketika hasilnya masih belum memuaskan, ingin lebih baik lagi, ataupun memiliki goals lain yang ingin dicapai.
Untuk kamu yang ingin tahu tools terkait content marketing, tinggal cek saja artikel lengkapnya di BCM ya.
Artikel terkait lainnya: