Content yang menarik dan berkualitas bisa menjadi magnet untuk menarik audience. Tapi, itu saja tidak cukup untuk mencapai goals atau tujuan tertentu. Misalnya, untuk meningkatkan awareness ataupun konversi penjualan produk.
Content yang berkualitas juga perlu didukung dengan menggunakan CTA (Call to Action). Kalau kamu sempat membaca tips menulis artikel, di sana saya membahas secara singkat mengenai CTA.
Salah satu elemen esensial dalam content marketing ini merupakan gambar atau baris kata yang memotivasi atau mendorong audience untuk melakukan segera tindakan spesifik.
Ada bermacam-macam CTA tergantung dari setiap fase yang dilewati seseorang ketika mengenal produk atau layananmu, yaitu: Visitor -> Leads -> Customer -> Promotor.
Baca juga: Dapatkan Target Konsumen dengan Mengetahui 4 Tipe Segmentasi Pasar Ini
Lalu jenis CTA seperti apakah yang efektif untuk digunakan? Dilansir dari Ubbersuggest, ada 3 jenis CTA yang bisa menjadi pilihan.
1. CTA yang tidak beresiko
Saat baru mengenal suatu layanan atau produk baru, jarang sekali audience yang langsung melakukan konversi. Meski sudah mendengar review dari banyak orang, seringkali keragu-raguan untuk berbelanja masih tetap muncul.
Dalam buyer journey, untuk dapat berlanjut pada decision stage, audience akan melalui awareness dan consideration stage. Untuk itu, salah satu cara terbaik untuk menarik perhatian pada produk atau layananmu adalah dengan memberikan free trials.
Dengan free trials ini calon konsumen diberi kesempatan untuk langsung menggunakan produk atau layanan yang kamu tawarkan. Sudah banyak sekali perusahaan yang menggunakan CTA seperti ini dan teruji secara efektif menarik customer. Contohnya adalah Shutterstock.
Meski demikian, hal yang perlu diperhatikan adalah bagi sebagian audience, button free trial ini masih belum dapat meyakinkan mereka. Hal ini dikarenakan biasanya mereka perlu mencantumkan data kartu kredit, dimana ini dianggap agak beresiko. Jika mereka lupa untuk unsubscribe ketika bulan berikutnya, uang mereka akan langsung tertarik begitu saja melalui kartu kredit mereka untuk sesuatu yang mereka sendiri belum familiar.
Oleh karena itu, CTA yang tidak beresiko lebih menarik bagi audience. Salah satu contoh perusahaan yang menggunakannya adalah layanan pemutar music Spotify. Untuk versi premium, pengguna bisa mencoba free trial tanpa membutuhkan kartu kredit.
spotify.com
2. Exit-intent popups
Content yang berkualitas dan relate dengan visitor akan membantu merubah mereka menjadi prospek. Tapi, bagaimana jika mereka meninggalkan halaman sebelum membaca CTA pada paragraf terakhir?
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan exit-intent popups. CTA ini akan akan muncul pada saat visitor membaca gerakan kursor ke arah header mendekati tanda x, atau keluar dari halaman. Dikutip dari omniconvert.com, berdasarkan hasil studi, halaman yang menggunakan exit-intent popups menghasilkan konversi yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak menggunakannya.
Hal ini karena pada saat pembaca hendak keluar dari halaman adalah waktu terbaik untuk memberikan penawaran terakhir agar mereka tertarik untuk mengkliknya.
Baca juga: Agar Pemasaran Efektif, Kenali Target Customer dengan Membuat Buyer Persona
searchenginejournal.com
littlecoffeefox.com
Untuk contoh lainnya bisa kamu cek di sini.
3. Persistent header CTA
Persistent CTA merupakan bentuk CTA yang berada pada bagian header. Ketika visitor scrolling konten ke bagian bawah, header CTA ini akan tetap ada pada bagian atas tanpa mengganggu atau menimbulkan ketidaknyamanan pada saat mereka melihat content.
CTA ini dianggap lebih efektif daripada menggunakan CTA yang hanya terpasang stagnan pada bagian header ataupun pada bagian bawah artikel yang mudah terlupakan. Beberapa contohnya antara lain:
99designs.com
hubspot.com
Kesimpulan
Goals yang berbeda, seperti lead generator, purchasing, social share, hingga read more button, membutuhkan CTA yang berbeda juga. CTA yang tidak beresiko, exit-intent popups, dan persistent header CTA adalah jenis CTA yang dianggap efektif dalam menarik audience dan meningkatkan konversi penjualan.
Dari ketiga CTA tersebut, CTA mana yang kamu rasa paling cocok untuk website-mu?