Berbicara soal resolusi atau goals, ada tipe orang yang planning dan ada juga yang flowing. Mana yang lebih baik? Semua tergantung dari kepribadian dan pilihan masing-masing individu. Tapi, begitu berkaitan dengan membuat content… jawabannya hanya satu, WAJIB! Kita wajib memiliki perencanaan.
Walau kamu termasuk tipe orang yang let it flow, jika sudah memutuskan terjun di bidang content marketing, harus memiliki kerangka yang bisa diimplementasikan agar strategi yang dilakukan berjalan efektif.
Dikutip dari HubSpot, ada 5 langkah yang harus dilakukan dalam memproduksi content.
1. Menentukan konsep
Content dengan topik apakah yang ingin kamu masukkan ke dalam website, dan social mediamu? Konten seperti apakah yang cocok untuk produk yang kamu pasarkan? Itulah hal-hal yang perlu kamu cari tahu terlebih dahulu. Kamu juga bisa mengkonsepkan kontenmu dengan melakukan riset pada website competitor.
2. Membuat timeline
Dalam tahap selanjutnya, buatlah timeline untuk menentukan target dari content yang kamu buat dalam rentang waktu tertentu. Apakah sasaranmu adalah untuk meningkatkan traffic? Meningkatkan jumlah subscriber? Meningkatkan konversi? Selain itu, dalam membuat konten, jangan lupa untuk memerhatikan buyer’s journey.
Baca juga: Agar Pemasaran Efektif, Kenali Target Customer dengan Membuat Buyer Persona
3. Memerhatikan detail workflow-nya
Secara general, dalam membuat content kita akan melalui proses menulis, mengedit, dan mempublikasikannya. Tapi, itu saja tidaklah cukup, karena dengan workflow yang tidak terperinci, bisa terjadi miscommunication ataupun langkah yang terlewati.
Untuk itu, sebaiknya, dibuat secara detail proses dari mulai proses membuat outline, drafting, design, final draft, publish, maupun re-publish content.
4. Mereview dan mengedit
Setelah content dibuat oleh penulis, waktunya untuk masuk ke tahap revisi. Di tahap ini, harus dipastikan kalau content yang dibuat gaya penulisannya konsisten sesuai dengan yang diinginkan company.
Terutama, jika ada banyak penulis yang berkontribusi. Contohnya adalah dalam pemilihan kata sapaan pada pembaca, apakah menggunakan ‘Kamu’ atau ‘Anda’, kemudian gaya bahasa yang digunakan, apakah formal atau malah casual?
Baca juga: 4 Tips Menulis Artikel yang Membuat Pembaca Tidak Cepat Berpaling
5. Mengorganisir content
Tahap terakhir adalah mengorganisirnya sehingga dapat dengan mudah diakses oleh anggota tim lainnya. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan Google Drive. Pastikan untuk menyimpan content-mu dengan menggunakan judul yang spesifik.
Nah, untuk melakukan ke-5 tahapan proses membuat content tersebut, kita memerlukan Editorial Calendar.
Apa sih Editorial Calendar?
Editorial calendar adalah perencanaan content dalam bentuk tertulis atupun visual yang dibuat dalam durasi waktu harian, mingguan, ataupun bulanan.
Medium apa yang sebaiknya digunakan untuk membuat editorial calendar? Poin-poin apa saja yang perlu dimasukkan di dalamnya?
Jawabannya tergantung kebutuhan. Ada banyak medium yang tersedia, baik free maupun berbayar untuk membuat editorial calendar. Saya sendiri terbiasa menggunakan Trello serta Google sheets.
Untuk poin-poinnya, perlu mempertimbangkan faktor seperti frekuensi kamu mempublish content, ada berapa kategori konten yang kamu buat, hingga berapa banyak orang yang menjadi bagian dari timmu.
Tapi, sebagai gambaran, di sini saya melampirkan 2 contoh Editorial Calendar yang saya buat menggunakan GSheets.
Yang pertama merupakan editorial calendar untuk website belajarcontentmarketing ini.
Berhubung ini merupakan hobi di sela-sela waktu luang, saya hanya menargetkan untuk menulis minimal 2 konten dalam sebulan. Penulisnya pun hanya saya sendiri. Untuk itu, saya tidak memasukkan kolom penulis.
Bagaimana dengan editorial plan dalam tim yang besar?
Kurang lebih contonnya seperti ini:
Ini merupakan contoh jadwal untuk konten website. Untuk email marketing dan juga social media, sebaiknya dibuat dalam template yang terpisah.
Tapi, sekali lagi poin-poin yang saya masukkan di sini bisa diubah atau ditambahkan sesuai dengan kebutuhan. Untuk kamu yang tertarik men-downloadnya, bisa klik link di bawah ini.
Kesimpulan
Walau mungkin di awal agak merepotkan dengan membuat perencanaan content yang akan dipublish, tapi dengan memiliki editorial calendar membuat proses membuat dan distribusi content lebih terarah. Selain itu, pastinya komunikasi dengan anggota tim pun lebih efektif. =)