“Landing page itu penting.”
“Jangan lupa pakai landing page.”
“Pilih landing page yang bisa attract visitor, ya.”
Pernah mendengar beberapa hal ini dari artikel, video, atau podcast tentang content/digital marketing yang kamu follow?
Kalau saya pribadi, waktu pertama kali tahu, saya pikir landing page itu sama saja dengan homepage. Tapi, setelah mencari-cari tahu, kenyataannya berbeda jauh.
Untuk kamu yang masih bingung dengan apa itu landing page, berikut penjelasan mengenai definisinya. Lengkap dengan tipe-tipe landing page hanya dalam satu halaman! =)
Apa Itu Landing Page?
Dikutip dari wsiworld.com,
Landing page adalah halaman website yang berdiri sendiri, berbeda dari homepage karena fokusnya pada satu tujuan atau goals. Bisa berupa penawaran khusus atau informasi, sebagai balasan pada visitor karena sudah memberikan kontak informasi.
Sementara itu, dilansir dari unbounce.com,
Landing page adalah halaman website yang berdiri sendiri, yang dibuat khusus untuk tujuan kampanye marketing atau periklanan. Visitor bisa sampai ke halaman landing page karena mengkliknya melalui SERPs ataupun social media.
Itu dia definisi mengenai landing page. Setelah mengetahui definisinya, kita perlu tahu juga tipe-tipe landing pages. Ada bermacam-macam landing page yang bisa kita gunakan untuk berbagai goals.
Cek di bawah ini daftarnya.
1. Squeeze landing page
Melalui squeeze page, kita bisa mendapatkan alamat email visitor. Untuk tampilannya, squeeze page memiliki format short form. Gak banyak informasi yang disampaikan di dalamnya. Hanya memasukkan penawaran dengan copy atau headline yang pendek tapi persuasif. Kemudian menyertakan 1 atau 2 visual pendukung, alamat email, nama, dan gak lupa button CTA.
2. Lead capture landing page
Lead capture landing page bertujuan untuk mengumpulkan data prospek agar nantinya bisa membuat pesan marketing yang relevan sesuai dengan yang mereka sukai. Secara sekilas lead capture page ini terlihat mirip dengan squeeze page. Tapi, sebenarnya selain memiliki kesamaan dalam hal mengumpulkan alamat email, ada informasi lain yang ditanyakan di lead capture page.
Beberapa contoh hal yang ditanyakan, seperti nama, nama bisnis, job titile, nomer handphone, dan industri. Pada dasarnya, informasi yang ditanyakan tergantung juga dari tujuan marketing dan dimana posisi mereka di dalam sales funnel.
Sama halnya dengan squeeze page, hal yang perlu diingat ketika membuat template landing page ini adalah dengan menambahkan headline yang persuasif dan menjelaskan manfaat dari produk atau jasa yang kita tawarkan, serta CTA yang jelas.
Baca juga: Tingkatkan Awareness & Konversi dengan Menggunakan 3 Jenis CTA Ini
3. Sales landing page
Landing page yang biasanya ditempatkan di bagian bawah funnel ini bertujuan untuk menarik prospek melakukan konversi atau pembelian. Bukan lagi hanya mengumpulkan data atau informasi mengenai prospek.
Untuk itu, landing page ini umumnya memiliki halaman yang cukup panjang. Informasi diterangkan di dalamnya misalnya adalah seputar fitur atau program yang ditawarkan, faq, kemudian juga bisa turut memasukkan quotes, video, dan testimoni.
Intinya poin-poin yang dimasukkan adalah pertanyaan-pertanyaan potensial yang mungkin ditanyakan oleh target prospek kita sehingga nantinya bisa menjadi konsumen. Kemudian, di bagian terakhir jangan lupa untuk meletakkan CTA.
4. Thank you page
Sesuai dengan namanya, halaman ini bertujuan untuk berterima kasih pada visitor karena telah melakukan tindakan sesuai dengan goals kita. Misalnya dengan memasukkan email, ataupun melakukan pembelian produk.
Walau motif utamanya adalah untuk berterima kasih, tapi sebenarnya kita juga bisa memasukkan rekomendasi content/produk lain yang sesuai dengan prospek kita tersebut.
Selain itu bisa juga mengajak prospek untuk membagikan informasi mengenai penawaran kita pada teman-teman atau keluarga, dan memfollow social media yang kita miliki.
Baca juga: 8 Tipe Content Social Media untuk Meningkatkan Awareness hingga Konversi
5.Unsubscribe landing page
Ketika konsumen memutuskan untuk men-unsubscribe kita tentu itu hal yang paling gak kita inginkan. Tapi, kita bisa memberikan mereka kesempatan berpikir ulang untuk unsubscribe dengan membuat unsubscribe landing page.
Kita bisa memberikan insight atau mungkin juga informasi mengenai diskon ke konsumen sehingga mereka dapat berubah pikiran.
Cara efektif lain yang bisa diterapkan di dalam landing page ini adalah dengan memberikan alternatif customize referensi email yang mereka inginkan sehingga bisa tetap update tapi dengan frekuensi newsletter yang gak terlalu sering, dibandingkan dengan subscribe content kita secara keseluruhan.
6. Click-Through Landing Page
Sekarang ini, ada banyak brand yang menggunakan click-through landing page. Jenis landing page ini memberikan informasi tentang penawaran produk/jasa kepada visitor, kemudian memberikan penawaran, seperti free trial selama durasi tertentu, sehingga target prospek dapat lebih dulu familiar dengan produk yang ditawarkan.
Biasanya, setelah mengklik button, akan ada landing page kedua yang berisikan form yang harus diisi.
7. Coming soon page
Landing page ini cocok untuk kamu yang ingin memberikan bocoran mengenai update dari produk/jasa perusahaan atau bahkan perubahan dalam website yang sedang dikerjakan tanpa membocorkannya kepada visitor secara keseluruhan.
Hampir mirip dengan squeeze page, informasi yang dicantumkan dalam landing page ini juga bisa dibilang minim copy. Atau banyak yang hanya memasukkan kalimat ‘We’re Coming Soon’ saja.
Selain itu, bisa juga memasukkan tanggal peluncuran, ataupun countdown. Untuk informasi yang diminta dari visitor biasanya adalah alamat email, agar kita bisa memberikan update ke email mereka begitu menjelang atau saat tanggal peluncuran.
8. Event Landing page
Event landing page bisa digambarkan sebagai tempat registrasi peserta yang menghadiri event. Beberapa tipe event-nya bisa berupa webinar, seminar, ataupun workshop.
Elemen-elemen yang ada di dalam landing page ini antara lain adalah detail event, seperti waktu, tanggal, jam. Kemudian juga jika jumlah speaker ada beberapa atau bahkan hingga puluhan, bisa disertakan juga di dalamnya, hingga seat yang tersedia.
Untuk visualnya, bisa menggunakan video atau foto dari event yang pernah dibuat sebelumnya. Jika belum ada, bisa dengan visual yang menggambarkan tema event yang akan dilangsungkan tersebut. Sama seperti coming soon page, kamu juga bisa memasukkan countdown. Tujuannya adalah untuk memunculkan FOMO (Fear of missing out), jika mereka gak segera registrasi.
Sudah bisa memutuskan landing page mana yang mau kamu pakai? Mau lanjut bikin landing page-nya? Untuk yang ingin tahu caranya, cek terus content BCM, ya!