‘Yuk Belanja’ adalah brand pakaian wanita yang meluncurkan rain coat transparan dalam berbagai corak warna di awal bulan Mei. Meski produk yang diluncurkannya ini berdesain menarik dan terbuat dari bahan berkualitas, tapi hasil penjualannya tidak memuaskan.
Apa penyebabnya?
Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan kegagalan tersebut, tapi salah satu faktornya adalah dikarenakan brand tersebut kurang mencari tahu segmentasi pasarnya (market segmentation).
Seperti yang diketahui, bulan Mei di Indonesia merupakan musim kemarau dimana curah hujannya sangat rendah. Jadi, semenarik apapun model rain coat yang ditawarkan, karena konsumen tidak membutuhkannya menyebabkan produk tersebut kurang laku di pasaran.
Segmentasi Pasar (Market Segmentation)
Segmentasi pasar adalah proses pembagian kelompok konsumen ke dalam kategori-kategori yang lebih kecil, berdasarkan karakter , ketertarikan, hingga kebutuhan mereka.
Dengan menentukan segmentasi pasar, selain strategi-strategi yang dijalankan lebih efektif karena tersampaikan pada target konsumen, juga membuat brand tetap fokus dan bisa membedakan diri dari kompetitor.
Baca juga: Agar Pemasaran Efektif, Kenali Target Customer dengan Membuat Buyer Persona
Secara garis besar market segmentation terbagi ke dalam 4 kategori, yaitu demografis, geografis, perilaku, dan psikografis.
1. Demografis
Pengelompokkan berdasarkan demografis berarti mengkategorikan konsumen berdasarkan hal-hal yang terlihat. Diantaranya adalah berdasarkan usia, gender, pekerjaan, gaji, pendidikan, keluarga, etnis, dan status.
Dikarenakan datanya lebih berupa statistik, tipe market segmentation yang satu ini paling sering digunakan dan dapat diketahui dengan mudah melalui tools, seperti Google Analytics.
Jika memang tidak sesuai dengan produk yang kamu pasarkan, kamu tidak perlu menggunakan semua faktor-faktor demografis. Misalnya, jika produk yang kamu pasarkan bersifat general atau bisa digunakan semua usia, kamu tidak perlu memasukkam faktor usia.
2. Geografis
Untuk geografis, segmentasinya lebih ke lokasi atau area secara spesifik. Pengolompokkan berdasarkan minat dan preferensi di satu wilayah, kota, negara, maupun iklimnya.
Contohnya adalah seperti yang saya sebutkan di awal. Strategi pemasaran rain coat dari brand ‘Yuk Belanja’ akan lebih sukses jika diluncurkan di saat musim hujan.
3. Perilaku
Sesuai dengan namanya, segmentasi ini mengelompokkan konsumen berdasarkan cara mereka membuat keputusan dalam berbelanja. Bagaimana interaksi mereka dengan produk, brand, maupun website, seberapa sering mereka menggunakan produk, kapan mereka paling sering berbelanja, hingga benefit apa yang mereka inginkan agar loyal.
Contohnya dari segmentasi perilaku adalah brand Shopee yang memiliki program Shopee loyalty dengan tingkatan silver, gold, dan platinum. Semakin sering kamu berbelanja di Shopee, levelmu akan naik dan itu berarti kamu akan mendapatkan lebih banyak keuntungan, berupa penawaran voucher maupun promo spesial.
4. Psikografis
Untuk segmentasi terakhir ini termasuk kategori yang cukup sulit untuk dianalisis, karena terkadang bisa subjektif. Faktor-faktornya meliputi kepribadian, motivasi secara sadar maupun tidak sadar, lifestyle, serta opini.
Contoh dari segmentasi ini adalah jika target konsumen dari brand pakaianmu merupakan karyawan corporate, tapi produk yang kamu pasarkan berupa kemeja flanel atau kemeja denim, strategi pemasaranmu akan kurang sukses karena jenis kemeja ini cenderung casual dan tidak mereka gunakan saat bekerja.
Kesimpulan
Segmentasi pasar mengelompokkan konsumen berdasarkan ciri-ciri yang mereka miliki. Setelah melihat segmen pasar yang ditentukan, kita dapat lebih fokus dan sukses dalam menjalankan strategi pemasaran.
Jangan lupa untuk subscribe dan share artikel ini pada teman-temanmu yang juga memiliki ketertarikan dalam bidang content marketing, ya.