Yang bisa menjaga konsistensi dari konten yang kita buat adalah orisinalitas, authenticity, dan kreativitas yang terus juga berkembang ke arah yang lebih baik.
Dikutip dari data SEMrush 2020, sebesar 84 % perusahaan memiliki strategi content marketing. Oleh karena itu, tak mengherankan kalau profesi yang berkaitan dengan bidang ini dibutuhkan di banyak perusahaan.
Nah, untuk bisa menjadi content marketer, ada banyak hal yang harus kita persiapkan. Untuk mengetahui apa saja itu dan gambaran profesi yang satu ini, Hendrie Oktaviannur yang merupakan content marketing lead di LinkAja, akan berbagi pengalamannya dan juga tips untuk teman-teman BCM.
Simak wawancara lengkapnya di bawah ini.
Bagaimana mas Hendrie bisa mengenal profesi di bidang content marketing?
Setelah bergabung di stasiun TV swasta, tahun 2013 saya tertarik ke dunia digital dan diterima di Kaskus sebagai Content Writer. Nah, di sana salah satu tugas utama saya adalah membuat konten artikel soft-selling untuk berbagai klien.
Adapun objective-nya kaskuser (pembaca) tetap menikmati artikel saya namun tujuan klien tetap terpenuhi dengan baik.
Jadi awalnya masuk dunia digital melalui profesi content writer ya. Nah, apakah untuk menjadi content marketer, basic-nya memang harus punya skill menulis?
Menurut saya, menulis merupakan hard-skill yang sebaiknya dimiliki oleh content marketer. Karena, mereka harus bisa mempresentasikan ide gagasan kepada klien melalui tulisan, lalu mengimplementasi ke konten-konten yang relevan dengan tujuan serta target audience-nya, hingga bagaimana membuat konten memiliki struktur yang baik sehingga bisa dinikmati oleh audience yang dituju.
Namun, meilihat dari pengalaman saya selama ini, ada hal yang lebih penting, yaitu people-skills –– orang biasanya meyebutnya dengan istilah soft-skills. Berpikir strategis, kritis, baik dalam berkomunikasi, memiliki empati yang tinggi, adalah beberapa hal yang sebaiknya dimiliki oleh Content Marketers.
Bisa dikatakan, saat kita mengasah hard skill jangan melupakan soft skill yang gak kalah penting dalam dunia kerja ya.
Bagaimana dengan scope of work mas Hendrie sebagai content marketing lead?
Di sini saya menjadi bagian dari brand guardian yang selalu menjaga konsistensi di semua konten, baik itu artikel, video konten, foto, yang ada di media internal (media sosial, Youtube, blog) maupun di media berbayar seperti KOL hingga advertorial.
Saya juga dituntut untuk mengorkestrasi semua kampanye ke dalam sebuah konten yang menarik dan berkesinambungan, menganalisa dan mengevaluasi hasil yang nantinya bisa menjadi improvisasi yang lebih baik kedepannya.
Kalau dalam pemilihan channel atau jenis kontennya, biasanya faktor-faktor apa saja sih yang mempengaruhi dalam mengambil keputusan?
Ada banyak faktor dalam menentukan channel agar lebih optimal. Menurut saya, jika kita sudah membuat strategi yang baik dan jelas, saya yakin dapat dengan mudah menentukan channel mana yang tepat.
Lantas, bagaimana membuat strategi yang baik? Kita harus tahu dulu masalah yang dihadapi, siapa target audience-nya, solusi apa yang ingin ditawarkan, target yang ingin dicapai dan masih banyak lagi.
Hal ini penting agar kamu dan klien, stakeholder, atau atasan kamu, punya ekspektasi yang sama dengan rencana yang sudah kamu buat.
Baca juga: 7 Langkah Membuat Content Strategy & Perbedaannya dengan Content Marketing
Bagaimana dengan metric? Metric atau faktor-faktor apa saja yang menjadi tanda kalau strategi yang dilakukan sudah tepat atau sukses?
Berdasarkan pengalaman saya, itu tergantung dari bagaimana menyelesaikan masalah dari solusi strategi yang sudah kamu buat. Misal: jika ingin meningkatkan awareness kamu bisa melihat reach, impression
Atau contoh lain, jika kamu ingin menjaga hubungan yang baik dengan audience kamu, kamu bisa melihat engagement atau analisis sentiment, dan masih banyak lagi.
Dari segi jumlah content, apakah semakin sering mempublish content, maka bisa semakin menyukseskan content marketing?
Buat apa membuat konten sangat banyak kalau kualitasnya tidak dijaga dengan baik? Google, Facebook, Youtube, punya algoritma yang terus berkembang. Yang bisa menjaga konsistensi dari konten yang kita buat adalah orisinalitas, authenticity, dan kreativitas yang terus juga berkembang ke arah yang lebih baik.
Kecuali, kita punya sumber daya yang mumpuni untuk memperbesar jangkauan strategi kita, mulai dari sumber daya manusia, budget, platform yang dimiliki, yang nantinya diukur dari target atau goal kita.
Berkaitan dengan keyword, menurut mas Hendrie seberapa pentingnya keywords dalam content marketing?
Memang benar, keywords salah satu elemen penting dalam content marketing. Namun menurut saya, elemen penting dalam content marketing nggak cuma keyword. Apalagi di saat sekarang ini, di mana jutaan konten hadir setiap detik.
Yang perlu diperhatikan dalam content marketing adalah bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan baik atas cerita yang kamu buat. Intinya, jadilah storyteller yang baik dan tahu dengan siapa kamu bicara.
Soal keywords, SEO, atau gimana bisa engage dengan audience di 5 detik pertama, adalah hard-skill yang bisa kamu pelajari dengan mudah untuk membuat konten kamu semakin baik.
Saat ini kan mas Hendrie bekerja di perusahaan fintech, nah kalau dari sisi content marketing-nya apasih tantangan yang kamu lihat saat ini di perusahaan fintech?
Persaingan konten mengenai keuangan nggak cuma berhadapan sama kompetitor, tetapi juga dengan para kreator konten. Nggak sedikit banyak konten creator di luar brand yang membuat konten jauh lebih bagus dari brand-brand fintech.
Itulah tantangannya, saat ini brand dituntut untuk bisa menyampaikan tujuannya dengan cara komunikasi yang se-native mungkin dan nggak boleh kalah sama para kreator konten di luar sana.
Pertanyaan terakhir, tips mas Hendrie untuk pemula yang ingin menjadi content marketer?
Pertama: perkaya referensi, buat tabungan ide yang suatu saat bisa menjadi inspirasi, misal: banyak melihat artikel, buku, menonton iklan, menonton film, mendengarkan musik, tahu tren yang sedang berkembang.
Kedua: banyak dan nggak boleh berhenti belajar, kalau bisa nggak hanya di satu bidang saja. Terakhir, asah terus keahlianmu, buat hal ini menjadi kebiasaan yang kamu gemari.
Terima kasih mas Hendrie sudah berbagi di BCM! Untuk kamu yang masih punya pertanyaan-pertanyaan lain terkait profesi Content Marketer, bisa menuliskan pertanyaanmu di kolom komentar ya.
Artikel inspirasi lainnya: