Content strategist yang baik harus mampu berkoordinasi dengan divisi lain agar tidak mengganggu timeline kerja masing-masing divisi.
Masih berkaitan dengan profesi dibidang creative content, ada profesi yang dinamakan content strategist. Berdasarkan namanya, mungkin bisa terbayang tugas dari seorang content strategist berkaitan dengan pembuatan strategi untuk menyukseskan campaign suatu perusahaan.
Tapi, untuk kamu yang memang belum merasakan dunia kerja di bidang ini, penasaran gak sih bagaimana keseharian content strategist saat bekerja? Content strategist berkolaborasi dengan divisi apa saja?
Budi Prasetyo Harsono, yang akrab disapa Tyo, berbagi pengalamannya menjadi seorang content strategist di salah satu agency di Jakarta. Berikut wawancara lengkapnya.
Hi Tyo! Sebelum menjadi content strategist, bisa diceritakan pengalaman kerja kamu?
Halo, sebelum jadi content strategist, aku sempet jadi jurnalis sebelum banting setir ke dunia content. Nggak langsung jadi strategist sih, sempet berkarir jadi content specialist dulu.
Apa saja job desk kamu sebagai seorang content strategist?
Sebagai content strategist, aku perlu bikin strategi untuk campaign brand, baik monthly, 3 month, dan 6 month. Kebetulan aku di dedicated team, jadi nggak perlu pitching. Selain itu aku juga bikin monthly report dan melakukan analysis untuk campaign yg berjalan.
Oke. Jadi seorang content strategist perlu juga membuat report ya.
Di perusahaan kamu saat ini, apakah kamu bekerja sama dengan tim dari divisi lain?
Di tempat kerjaku sekarang, aku bekerja sama dengan berbagai divisi. Diantaranya content specialist, KOL specialist, media planner, dan creative agency lain.
Menurut kamu, skill apa saja yang dibutuhkan untuk bisa menjadi content strategist?
Menurutku, skill yang dibutuhkan untuk menjadi content strategist adalah kemampuan untuk menganalisis content dan memilah mana yang works mana yg nggak untuk diterapkan di campaign dan brand yang akan atau sedang berlangsung. Kemudian, kemampuan untuk membaca trend, karena kamu harus mempertimbangkan faktor ini.
Selain itu, skill komunikasi juga nggak kalah penting. Karena seorang content strategist yang baik harus mampu berkoordinasi dengan divisi lain agar tidak mengganggu timeline kerja masing-masing divisi.
Bagaimana dengan deadline kerja? Biasanya dibutuhkan waktu berapa lama untuk membuat strategi 1 project?
Tergantung sih, untuk monthly biasanya butuh 1 pekan untuk develop sementara 3 month dan 6 month bisa lebih biasanya 2-3 pekan.
Menurut kamu, apakah seorang fresh graduate bisa bekerja di posisi ini, atau justru diperlukan pengalaman lebih dulu di bidang penulisan content?
Menurutku sebenarnya bisa aja, tapi akan lebih baik kalau fresh graduate punya pengalaman sebagai content specialist terlebih dulu. Soalnya dengan begitu, kamu bisa lebih memahami alur pembuatan konten. Karena kalau kamu nggak paham soal alur pembuatan konten, bisa menjadi masalah saat set timeline untuk campaign yang kamu kerjakan.
Pertanyaan terakhir sebelum menutup rangkaian wawancara kali ini, pesan Tyo untuk fresh graduate yang kelak ingin meniti karir di profesi yang sama seperti kamu?
Banyak-banyak mencari tahu trend apa yang sedang berlangsung saat ini, selain itu berkomunikasi sama orang.
Terima kasih Tyo sudah bersedia sharing di BCM.
Untuk teman BCM yang ingin menjadi content strategist, semangat untuk meraih mimpi kamu berkarir di bidang ini ya!
Artikel inspirasi lainnya: