Jika pembuat konten ingin menyampaikan sebuah keresahan atau opini, maka pembuat konten tentu harus melakukan riset yang mendalam, lalu menyampaikannya dengan gaya bahasa atau gaya visual yang sesuai dengan persona yang dituju.
Di era digital ini, ada banyak profesi yang berkaitan dengan bidang content. Salah satunya adalah Content Manager. Kalau Content Writer atau Editor, mungkin banyak orang yang sudah familiar dengan job description-nya. Tapi, kalau untuk Content Manager, apa aja sih yang menjadi tanggung jawab dari posisi satu ini?
Untuk tahu jawabannya, Febi Prilaksono, yang saat ini berprofesi sebagai Content Manager berbaik hati berbagi pengalamannya. Mas Febi juga punya tips untuk kamu yang ingin berkarir di dunia content nih! Untuk itu, baca sampai habis ya.
Bagaimana awalnya mas Febi bisa berkarir di dunia content?
Pertama kali terjun ke dunia konten sebenarnya tidak direncanakan sama sekali, selain itu juga sangat berseberangan dengan jurusan kuliah saya, yaitu Sistem Informasi. Walaupun pada saat itu saya juga tertarik dengan kegiatan menulis juga sih. Namun, sebelumnya nggak ada kepikiran sama sekali untuk terjun ke bidang ini, khususnya Content Writer.
Waktu itu, karena progres kuliah tidak berjalan dengan baik, akhirnya saya mencoba untuk melamar di sebuah perusahaan media digital rintisan yang khusus membahas gadget. Setelah memulai karir sebagai Content Writer di media bernama MangGadget.com, akhirnya saya jatuh cinta dengan media dan konten. Sampai saat ini, saya terus belajar dan melebarkan karir saya, baik itu dalam konten tulis hingga konten visual.
Pengalaman atau kesuksesan paling berkesan yang diraih sejauh ini?
Pengalaman yang paling berkesan tentu saja ketika pertama kali berkarir di media, yaitu sebagai penulis di MangGadget.com. Di situ saya benar-benar belajar dari 0, bagaimana cara menulis yang baik dan benar. Sebagai pekerjaan profesional pertama yang berada di media kecil dengan tim yang juga kecil, saya merasakan bagaimana kerja keras kami dalam membangun media tersebut hingga akhirnya terus berkembang.
Berangkat dari pekerjaan pertama saya sebagai Content Writer, akhirnya saat ini saya dipercaya untuk menjadi Content Manager di media Woop.id. Pencapaian terbesar saya pun saya rasakan di sini bersama dengan tim dimana kami dapat meningkatkan jumlah pembaca hingga 1000% dalam kurang dari 1 tahun.
Wah selamat ya mas Febi!
Nah, pekerjaan yang disukai sekalipun pasti ada tantangannya. Kalau dari pengalaman selama ini, apa sih tantangan yang pernah dihadapi saat bekerja?
Tantangan tentu ada, tapi tidak pernah memberatkan. Salah satunya adalah bagaimana menciptakan konten yang dapat dikonsumsi dengan baik oleh para audiens yang sesuai.
Bagaimana solusinya?
Solusinya adalah dengan memahami dan mengetahui audiens yang ingin kita tuju. Salah satunya adalah dengan meriset persona dari audiens dengan sangat mendetail. Mencari persona audiens sebenarnya juga tidak terlalu sulit, paling mudah adalah dengan menggunakan metode 5W1H.
Berbicara mengenai skill, skill apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Content Manager?
Seorang Content Manager tentu perlu memiliki skill dasar dari profesi Content, yaitu menulis. Selanjutnya, seorang Content Manager perlu memiliki skill dalam membaca data/analytics dan aware terhadap tren. Ini agar seorang Content Manager dapat melakukan keputusan yang tepat dalam penyuguhan konten untuk para audiens.
Selain itu, skill komunikasi yang baik juga diperlukan. Tujuannya adalah untuk dapat memberikan brief yang baik kepada timnya. Skill ini juga berguna ketika sedang rapat. Dan terakhir, tentu saja seorang Manager perlu memiliki skill leadership karena seorang Manager akan memimpin sebuah tim.
Menurut mas Febi, definisi content yang bagus itu yang bagaimana?
Konten yang bagus adalah konten yang dapat mendefinisikan dan dapat menyampaikan pesan dari pembuat konten. Misalnya, jika pembuat konten ingin menyampaikan sebuah keresahan atau opini, maka pembuat konten tentu harus melakukan riset yang mendalam, lalu menyampaikannya dengan gaya bahasa atau gaya visual yang sesuai dengan persona yang kita tuju. Dengan begitu, orang yang membaca atau melihat konten yang dibuat akan mengerti maksud dari konten tersebut dan bahkan tidak salah tafsir.
Untuk mengecek performa content, tools apa yang biasanya mas Febi gunakan?
Mudahnya adalah dengan Google Analytics, dari sana kita bisa melihat apakah konten kita disukai atau tidak oleh audiens. Dari data tersebut, kita bisa mengembangkan tulisan kita agar lebih disukai oleh audiens. Lalu, coba gunakan tools plagiarisme yang dapat kamu cari di Google jika kamu menulis dengan menyadur dari berbagai sumber. Tujuannya adalah, agar tulisan kamu terlihat otentik sehingga akan dibaca dengan baik oleh mesin pencari.
Tools pendukung lainnya seperti Google Trend untuk membaca tren saat ini baik di Indonesia hingga dunia, Facebook Creator Studio untuk melihat performa konten yang berada di Instagram, dan masih banyak lagi. Dengan data yang diperoleh dari tools tersebut bisa kita olah untuk meningkatkan konten yang akan dibuat kelak.
Biasanya dalam bekerja, Content Manager akan banyak berkomunikasi dengan tim internal apa sajakah?
Biasanya Content Manager akan banyak berkomunikasi dengan tim Research dan juga tim Marketing. Ini karena, tim Research akan mencari data-data yang dibutuhkan dari tim Content untuk membuat suatu konten, lalu Content Manager akan memberikan data tersebut kepada tim Content untuk mengolah data tersebut menjadi sebuah konten yang sesuai dengan audiens.
Selanjutnya, Content Manager juga akan sering berkomunikasi dengan tim Marketing untuk mengetahui apakah konten yang dibuat sudah sesuai dengan audiens yang ingin kita tuju.
Tips untuk yang baru ingin memulai karir di bidang ini, tapi belum memiliki pengalaman apa pun. Apa yang perlu dilakukan?
Mau menjadi seorang Content Writer? Tentu kita harus belajar bagaimana cara menulis yang baik dan benar. Tanda baca, penempatan imbuhan, dan berbagai hal teknis lainnya harus dipelajari dan hafal di luar kepala. Selain itu, kamu juga harus belajar bagaimana cara storytelling yang baik dan benar. Tujuannya adalah agar yang membaca tulisan kamu tidak bingung dengan kalimat yang kamu ciptakan.
Mau jadi Content Creator/Designer? Belajar bagaimana cara menggunakan tools, seperti Photoshop, Illustrator, Premier, atau tools lainnya sesuai dengan kebutuhan. Lalu belajar juga color palette agar desain yang kamu buat memiliki warna-warna yang harmonis dan menarik.
Terus asah dan jangan pernah malu bertanya pada senior kamu. Bahkan, sekarang kamu bisa menemukan berbagai grup dan forum dimana kamu dapat belajar banyak dari orang-orang yang berpengalaman. Semangat terus ya!
Seperti yang disampaikan oleh mas Febi, semangat terus untuk mewujudkan karir impianmu, ya. Untuk yang masih punya pertanyaan seputar profesi Content Manager, bisa tanya-tanya langsung dengan mas Febi via LinkedIn.
Thank for sharing
Terima kasih sudah berkunjung ka Chelle! =)