“Salah satu “required skill” seorang anak content itu menulis. Nah, selama kita sekolah menulis adalah aktivitas yang selalu kita lakukan.
Jadi pada dasarnya semua orang udah punya basic skill yang mendukung untuk berkarir di dunia content.”
Rizko Fatra, atau yang biasa saya panggil Iko adalah seorang content marketer dan juga founder Funancial Story. Kami tidak pernah bekerja di kantor yang sama. Tapi, selama mengenal Iko ketika sama-sama menjadi committee di satu komunitas selama 2 periode, Iko bukan cuma teman yang ramah, tapi juga teman yang sangat berdedikasi, kreatif, dan tahu cara membuat content yang menarik.
Nah, kali ini saya berkesempatan untuk mewawancarai Iko berkaitan dengan profesinya. Untuk teman-teman yang tertarik berkarir menjadi Content Marketer, bisa menyimak wawancara saya dengan Iko berikut.
Bagaimana awal mulanya Iko bisa tahu tentang content marketing?
Sebenarnya aku mengenal profesi content writer lebih dulu sebelum mengenal content marketing. Saat kerja di Kudo (sekarang Grab Kios) sebagai customer operation tahun 2016, aku tertarik di dunia content writing karena membaca beberapa tulisan di blog Kudo.
Seru aja gitu melihat tulisan yang berkaitan dengan sebuah bisnis tapi cara penyampaiannya bisa dengan gaya bahasa yang soft selling. Nah mulai dari situ, aku terus riset. Aku bahkan cek profil para content writer di LinkedIn. Pada akhirnya jadi tahu ada profesi yang berkaitan dengan content, yaitu content marketing.
Menurut kamu, seorang content marketer perlu kemampuan menulis gak sih?
Perlu banget! Profesi content marketing itu kan terdiri dari dua kata ya, content dan marketing. Content itu informasi yang disampaikan melalui berbagai media termasuk artikel, video, foto, caption, podcast, radio dan lain-lain. Sementara marketing bisa diartikan sebagai aktivitas pemasaran.
Nah, kalo kita gabungkan kata “content marketing” berarti aktivitas penerbitan konten dan pemasaran melalui berbagai media informasi. Jadi, sebagai content marketer kita perlu menguasai skill set yang mendukung termasuk menulis dengan baik dan benar.
Bagaimana dengan kemampuan berbicara?
Menurut aku kemampuan berbicara di era digital ini penting banget ya, apapun profesimu. Hal ini karena kecenderungan sistem kerja milenial yang “kolaboratif” sehingga skill komunikasi itu akan memudahkan kita dalam bekerja.
Kemampuan berbicara ini bukan hanya soal public speaking dalam mengisi seminar ya, tapi juga tentang menyampaikan pendapat saat rapat, meyakinkan orang lain atas ide kita, menyalurkan aspirasi dan kritik terhadap suatu hal bahkan membuka topik dalam diskusi.
Jadi, buat yang merasa kemampuan berbicaranya masih belum optimal, bisa mulai melatih diri dengan ikut webinar/seminar, online course yang bisa langsung berinteraksi dengan tutor, atau bahkan ikut komunitas dan menjadi bagian kepanitiaan.
Sebutkan 3 skills penting yang menurut kamu harus dimiliki seorang content marketer?
Pertama, kemampuan menulis tentunya. Gak masalah apakah nanti kamu akan menulis dengan gaya bahasa casual atau formal, yang penting kamu harus punya basic menulis yang baik.
Misalnya bisa membedakan mana kata baku dan tidak (bisa cek di KBBI juga), paham struktur kalimat seperti SPOK, paham menggunakan kata hubung, bisa menggunakan kalimat aktif dan pasif, dan lain-lain.
Kedua, kemampuan riset. Hal ini penting karena content marketer kan tugasnya membuat konten untuk mendukung promosi sebuah brand. Seorang content marketer direkrut agar dapat mengundang traffic atau leads marketing melalui konten yang dibuat.
Nah, konten tersebut haruslah menarik dan informatif supaya bisa mendatangkan traffic yang tinggi. Misalnya, kita bisa pakai Google Trend untuk memahami trend yang sedang diminati atau dicari orang lewat Google.
Ketiga, kreativitas. Menjadi kreatif itu adalah skill. Jadi sebagai content marketer kita harus kreatif dalam membuat konten. Hal ini diperlukan karena marketing itu kan identik dengan engagement ya, jadi melalui konten yang kreatif dan menarik diharapkan akan mendatangkan traffic dan engagement rate yang tinggi pula.
Riset adalah hal penting dalam content marketing. Kalau boleh tahu, 3 tools favorit yang biasa kamu pakai itu apa saja?
Pertama Google Trend, karena selain gratis ini cukup membantu untuk riset topik apa yang lagi ramai diperbincangkan di Google.
Kedua Google Analytic. Dari sini kita bisa tahu nih konten mana aja yang jadi favorit audiens kita. Setelah mengetahui bentuk konten yang mendatangkan banyak traffic, kita jadi bisa menentukan konten yang akan dibuat dengan berbekal data-driven.
Ketiga Semrush. Sebenarnya platform ini berbayar, aku sempat pakai Semrush karena waktu itu difasilitasi kantor. Semrush bisa membantu Content marketer atau SEO specialist untuk tahu trend konten. Tapi, kalau mau pakai yang gratis sebenarnya Google Trend itu juga udah cukup.
Selain itu, kita juga bisa cek trending topic Twitter atau hashtag Instagram. Dari situ kita juga bisa dapat insight tentang hal-hal yang lagi ramai diperbincangkan. Dengan begitu kita bisa dapat inspirasi mau nulis apa.
Menurut kamu, apakah online marketing beberapa tahun ke depan tetap akan digunakan banyak perusahaan?
Kalau melihat tren, efektivitas dan efisiensi tentu pemasaran online masih akan digunakan ya. Hal ini karena dunia digital itu kan udah jadi bagian dari hidup manusia. Apalagi interaksi sosial juga ramai di sosmed, jadi brand pasti akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mempromosikan produk atau jasa mereka.
Hal ini juga akan menjadi peluang yang bagus jika seseorang ingin menjalani karir sebagai content marketer. Kebutuhan tenaga content marketer itu gak hanya datang dari start up, tapi perusahaan-perusahaan besar seperti swasta dan BUMN sudah melirik potensi content marketing sebagai media promosi. Jadi, kita hanya perlu melatih ‘required skills’ untuk menjadi content marketing yang outstanding.
Sejauh ini, apa aja suka & duka yang kamu rasakan menjadi seorang Content marketer?
Wah banyak banget ya, sampai bingung mau mulai menjelaskan dari poin apa. Sukanya adalah ketika banyak orang yang jadi terinspirasi dari konten yang kita buat, misalnya dari artikel atau podcast. Selain itu bisa tahu banyak hal baru. Misalnya saat riset. Kan sebelum membuat konten kita perlu riset, nah di situlah kita belajar hal baru.
Misalnya saja saat aku menulis soal finance dan saving, ternyata untuk menabung dengan rutin itu perlu motivasi yang kuat dan tujuan yang jelas, kita ga bisa sembarang nabung kalau ga ada goal. Itu dibahas dalam jurnal penelitian, lho.
Kalau dukanya adalah ketika lagi buntu banget. Bingung mau nulis apa, sudah riset dan nonton YouTube buat cari inspirasi tapi gak dapet ide buat nulis. Nah, kalau sudah begini biasanya aku take a break dan gak mikirin kerjaan dulu sementara waktu, atau diskusi sama teman untuk menyegarkan pikiran.
Banyak temen-temen yang ragu berkarir di dunia content karena jurusan kuliahnya sama sekali gak berhubungan dengan bidang satu ini. Pesan Iko untuk mereka?
Sejujurnya aku juga gak berasal dari jurusan marketing, komunikasi, media atau jurnalistik. Aku jurusannya agribisnis (sosial ekonomi peternakan & pertanian).
Sebenarnya gak perlu ragu. Berkarir itu kan keputusan masing-masing ya. Sah-sah aja untuk mengambil kesempatan yang membuat kita senang dan menguntungkan. Perkara jurusan kamu beda dengan profesi yang akan kamu geluti gak perlu diambil pusing. Selama kamu enjoy jalanin aja.
Kalau menurutku secara pribadi siapa saja bisa kok jadi Content marketer. Tadi kan udah sempet kita bahas bahwa salah satu “required skill” seorang anak content itu menulis, nah selama kita sekolah menulis adalah aktivitas yang selalu kita lakukan.
Jadi pada dasarnya semua orang udah punya basic skill yang mendukung untuk berkarir di dunia content. Selebihnya tinggal melatih dan mengembangkan skill set lain yang dibutuhkan.
Kalau misalnya kamu berniat mengembangkan karir di dunia content, tapi gak punya pengalaman di dunia content jangan khawatir, ya. Kamu bisa membuat portfolio kamu sendiri dengan menulis di blog atau medium.
Pilih topik spesifik yang ingin kamu tulis dan konsisten mempublikasikan tulisanmu. Kuncinya satu yaitu happy. Pupuk terus rasa senang untuk menulis, nanti komitmen, konsisten dan persisten itu akan ikut di belakang.
Setelah mengetahui lebih jauh tentang profesi Content marketer dari Iko, pastinya semakin tertarik dengan bidang yang satu ini, bukan? =)
Semangat terus untuk teman-teman yang saat ini sedang mengejar impian untuk bekerja di dunia content!