Selalu cross check dan gunakan sumber yang valid untuk membuat konten apapun. Jangan sampai salah menyampaikan informasi atau menyudutkan pihak tertentu tanpa fakta yang jelas.
Untuk teman-teman BCM yang bekerja di industri kreatif, mungkin sudah pernah mendengar nama Stephanie Mamonto. Selain aktif menjadi content strategist dan writer, beliau juga merupakan seorang translator. Salah satu buku yang pernah ia terjemahkan adalah BLACKPINK: The Unofficial Biography karya Adrian Besley.
Tapi, kali ini obrolan dengan mba Stephanie akan lebih berfokus pada profesinya. Sebelum memutuskan menjadi freelancer, mba Stephanie cukup lama menjalani karir sebagai jurnalis dan juga content strategist di agency digital. Untuk lebih lengkapnya kamu bisa cek wawancara lengkapnya berikut ini.
Hi mba Stephanie! Pengalaman dan skill mba Stephanie dalam industri kreatif dan content marketing sudah tak terhitung jumlahnya. Nah, boleh diceritakan sedikitkah perjalanan karir mba sehingga bisa sukses seperti sekarang?
Wah, kalau sukses sepertinya belum hehe.. I always consider myself as a ‘work in progress’.
Aku memulai karierku sebagai jurnalis dan kemudian mendalami bidang marketing communications. Sebelum memutuskan untuk freelance, aku sempat bekerja juga sebagai community / content strategist di beberapa agency digital.
Di sana aku belajar banyak hal mengenai dinamisnya perkembangan digital dan walaupun perannya dituntut untuk bisa beradaptasi dan melakukan banyak hal sekaligus, benang merahnya tetap mengandalkan kemampuanku dalam meriset suatu topik, mengumpulkan fakta dan opini, serta menjahitnya ke dalam bentuk storytelling yang mudah dibaca atau dipahami oleh audiens (mirip dengan apa yang aku lakukan dulu sewaktu menjadi jurnalis).
Dari pengalaman bekerja full time dan sekarang sebagai content consultant/freelancer, perbedaan yang dirasakan antara keduanya apasih mba?
Perbedaan utama yang dirasakan pastinya sejak menjadi freelancer aku kehilangan predictable income, working schedule, dan security yang dirasakan sewaktu menjadi karyawan full time. Selain itu enaknya bisa lebih fleksibel, bisa fokus di project tertentu yang sesuai dengan career path yang kita pilih atau malah bisa pilih project yang bervariasi sesuai dengan passion, dan bisa punya rutinitas yang berbeda.
Tips mba untuk teman-teman yang masih fresh graduate, tapi langsung ingin memilih berkarir menjadi remote content consultant?
– Banyakin networking yang berkualitas
– Membangun kepercayaan klien dengan memahami dan memberikan apa yang klien butuhkan (bukan hanya apa yang diminta kerjakan)
– Disiplin & time management
– Punya hobi di luar pekerjaan supaya nggak burn out
Topik-topik yang ditulis oleh mba bervariasi, dari mulai lifestyle, tech, health, finance, travel, hingga food & beverage. Selain itu, berpengalaman juga dalam menulis biografi maupun script writing. Boleh berbagikah tipsnya untuk bisa membuat berbagai jenis konten itu?
Mungkin karena rasa penasaranku cukup tinggi terhadap hal-hal tersebut jadi memudahkan proses ‘ngulik’ untuk mendapatkan berbagai pengetahuan / insight di balik topik-topik tersebut.
Tips lainnya selalu cross check dan gunakan sumber yang valid untuk membuat konten apapun. Jangan sampai salah menyampaikan informasi atau menyudutkan pihak tertentu tanpa fakta yang jelas.
Meski sama-sama merupakan content berupa teks, tapi copywriting dan content writing kan adalah hal yang berbeda. Nah, kalau menurut mba Stephanie apa saja tantangan dari copywriting dan content writing yang biasa dihadapi pemula?
Tantangan yang biasanya dihadapi dalam copywriting:
1. Bikin punchline / hook yang catchy
2. Make something out of nothing!
3. Mengandalkan kreativitas
4. Tidak hanya menawarkan permainan kata-kata, tapi juga solusi untuk target audiens
Tantangan yang biasanya dihadapi dalam content writing:
1. Writer’s block
2. Kurang pengalaman dalam menulis suatu topik tertentu jadinya nggak pede
3. Memenuhi target deadline
4. Kurang memahami target audiens sehingga menulis dalam gaya bahasa yang kurang relevan untuk mereka
Menyangkut kerjasama dengan client, apakah ada perbedaan untuk pendekatan dalam pembuatan konten maupun komunikasi dengan client Indonesia dan luar?
Sebenarnya tergantung dari masing-masing individu, style komunikasinya bagaimana, dan culture dari perusahaan klien.
Untuk pendekatan dengan klien memang sebaiknya dipelajari terlebih dulu, culture dan style komunikasi mereka seperti apa. Supaya lancar projectnya, pastikan ada MoM (minutes of meeting) dan hasil pekerjaan atau feedback dari klien terdokumentasi dengan baik via email.
Terima kasih sudah sharing di BCM mba Stephanie! Untuk kamu yang ingin mencari inspirasi dari para profesional di bidang content dan digital marketing. Cek artikel inspirasi kami lainnya, ya.
Artikel inspirasi lainnya: