Tantangan editor baru biasanya beradaptasi dari writer yang tugasnya menulis. Hal ini bisa menyebabkan editor justru melakukan tugas writer dengan menulis ulang. Padahal tugas editor tidak seperti itu.
Posisi lead sangat esensial dalam perusahaan. Terkait bidang creative content, ada posisi yang dinamakan Lead Editor. Secara garis besar, apakah kamu tahu apa saja tanggung jawab editor? Bagaimana dengan lead editor? Apa saja scope of work mereka dan tantangannya?
Ririn Sjafriani yang berprofesi sebagai lead editor di website affiliate marketing, akan membagikan pengalamannya selama berkarir. Ia juga memberikan tips agar kita bisa beradaptasi menghandle content dari berbagai industri yang berbeda.
Hi mba Ririn! Sejak kapan sih mba memiliki ketertarikan di bidang creative content?
Sebenarnya memang tertarik bidang penulisan, sejak kuliah. Saat kuliah di Fakultas Hukum memutuskan ikut kegiatan majalah kampus. Dari situ belajar berbagai hal terkait editorial, mulai dari wawancara hingga menulis artikel.
Kemudian, saat lulus kuliah, memulai karir sebagai reporter di salah satu surat kabar ekonomi. Lalu, pindah ke surat kabar lain dan jadi editor di sebuat news website. Sampai akhirnya, memulai sebagai creative content di sebuah startup kesehatan, hingga saat ini berperan sebagai lead editor di website affiliate marketing.
Berbicara mengenai editor, dulu editor lebih dikenal sebagai penyunting naskah dari buku. Bagaimana kamu tahu profesi content editor?
Memulai profesi editor, saat di sebuah news website. Saat itu website berita belum sebanyak saat ini. Jadi masih banyak keterbatasan, sekaligus kesempatan untuk belajar. Kemudian, pengalaman menjadi content editor selanjutnya, saat berada di startup kesehatan.
Apa sih yang menjadi tanggung jawabnya content editor?
Tugas editor pada umumnya sama, mengoreksi tulisan dari writer/reporter, hanya saja cara kerja yang agak berbeda. Misalnya, content editor perlu memahami apa target keyword atau word count dari artikel, sementara itu sebagai news editor tidak memerhatikan hal tersebut.
Kalau sekarang, untuk job desk mba Ririn sebagai seorang lead editor apa sajakah?
Untuk lead editor yang dikerjakan saat ini tugasnya terutama memimpin strategi pengembangan website agar sesuai target yang telah ditentukan. Hal yang tidak kalah penting yaitu memastikan semua artikel yang dikerjakan oleh writer dan editor, telah sesuai prinsip-prinsip editorial internal yang dimiliki.
Adakah target yang perlu dipenuhi oleh seorang editor?
Tentu saja ada. Sebagai website affiliate marketing, target yang ditentukan tidak hanya seberapa banyak pageview atau kunjungan dari pembaca, namun juga target seberapa banyak informasi produk yang diberikan benar-benar bermanfaat untuk pembaca.
Kalau dari pengalaman, sebelumnya kamu pernah bekerja di media yang berfokus pada content health & wellness. Kemudian website affiliate marketing. Bagaimana caranya bisa beradaptasi dan menguasai berbagai bidang yang berbeda?
Perlu diakui, memang memerlukan beberapa waktu untuk beradaptasi. Apalagi target yang ditentukan juga sedikit berbeda saat menjadi editor di content kesehatan.
Modal utama yang diterapkan, yaitu prinsip-prinsip penulisan SEO friendly yang selama ini dipelajari, serta pengalaman menulis yang mudah dipahami oleh pembaca.
Selain editing, menurut kamu seorang content editor juga perlu memiliki skill apakah?
Tugas utama editor memang mengoreksi tulisan yang merupakan hasil kerja dari writer atau reporter. Meski demikian, banyak soft skill yang harus dikuasai seperti komunikasi dengan atasan, rekan kerja ataupun kepada writer.
Hal ini sangat penting agar dapat memperoleh hasil yang diharapkan. Selain itu, untuk content editor penting memahami prinsip-prinsip SEO secara umum, seperti target keyword, search volume, word count article, meta description, meta title dan sebagainya.
Dari pengalaman kamu, tantangan apa sih yang biasanya dihadapi oleh editor baru? Dan tips untuk mengatasinya?
Tantangan editor baru biasanya beradaptasi dari writer yang tugasnya menulis. Hal ini bisa menyebabkan editor justru melakukan tugas writer dengan menulis ulang. Padahal tugas editor tidak seperti itu.
Itu sebabnya, jika editor menemukan artikel tidak sesuai, maka sebaiknya dikembalikan ke writer sambil menyampaikan kesalahannya. Meski pada awalnya hal ini cukup merepotkan atau memakan waktu lebih lama, namun sangat bermanfaat dalam jangka panjang.
Editor tidak perlu melakukan editing terlalu lama, lalu writer tahu kesalahannya dan bisa memperbaiki penulisannya. Win-win solution untuk keduanya.
Selain itu, editor baru juga perlu mengatasi keengganan atau rasa tidak enak saat memberitahu writer mengenai hal yang perlu diperbaiki. Lagipula, hal ini memang diperlukan untuk kebaikan bersama.
Terima kasih tipsnya mba Ririn!
Ingin tahu profesi lain berkaitan dengan creative content? Cek artikel di bawah ini teman BCM.
Artikel inspirasi lainnya: