Untuk fresh graduate sebenernya sih awal banget harus bisa manajemen waktu, menulis yang baik dan ngerti logika bahasa, dan yang paling penting bisa menganalisa trend.
Social media sudah menjadi bagian penting dari strategy pemasaran digital. Selain bisa membantu membangun awareness agar target prospek bisa lebih mengenal siapa kita, bisnis apa yang kita jalankan, produk ataupun service apa yang kita tawarkan, bisa juga sebagai media interaksi dengan audience.
Untuk itu, saat ini profesi sebagai social media specialist dibutuhkan hampir di semua perusahaan. Terutama untuk perusahaan yang memang berfokus pada online businesses, seperti e-commerce.
Nah, untuk teman-teman yang penasaran dengan scope of work dan juga tips untuk bisa menjadi social media specialist, Verryana yang biasa disapa Imel, berbagai pengalamannya di BCM. Sebagai informasi, Imel saat ini berkarir sebagai Social Media Specialist di JD.ID.
Langsung saja cek sharing session bersama Imel berikut ini:
Awalnya kan Imel berkarir menjadi jurnalis, kemudian berlanjut ke industri kreatif dalam pembuatan content website dan social media. Boleh tahukah alasan kamu beralih profesi?
Sebenernya waktu itu karena sesimple bosen sih, terus rasanya capek dan jenuh kerja di lapangan. Ngeliat zaman yang semuanya udah ngomongin konten dan digital, ya FOMO juga lama-lama.
Pengen menantang diri, bisa nggak ya dengan kemampuan nulis sebagai jurnalis lalu nulis untuk content marketing. Makanya waktu itu coba jadi content executive dan ternyata memang cocok sampai sekarang.
Tapi, adakah hal-hal atau pengalaman sebagai jurnalis yang tetap terpakai hingga saat ini?
Pastinya ada, karena kan jurnalis itu basic-nya nulis, dan sebenernya konten marketing juga nggak jauh-jauh dari nulis, nulis alur konten atau alur cerita. Yang pertama menulis itu sih jelas berguna banget, apalagi tentang logika Bahasa.
Yang kedua, yang berguna banget adalah gimana caranya bergaul dan bangun networking, itu kan skill yang harus dimiliki sama wartawan, dan itu berguna banget sampai sekarang. Bantu aku cara komunikasi sama orang baru, jadi berguna banget sih.
Jadi bukan sebatas hard skill ya, tapi soft skill-nya juga perlu kita asah.
Nah, bagaimana dengan tantangan yang Imel rasain sewaktu baru berkarir jadi seorang social media specialist?
Pertama, tantangannya itu lebih ke gimana caranya tetap peka sama trend. Terus saat ide sedang abis tuh harus tau apa yang harus aku lakuin supaya ide muncul lagi.
Terus dunia digital ini kan bergerak terus yah, kadang yang trend hari ini bisa aja besok udah nggak laku, jadi selain cepet dan peka gimana caranya juga modif trend itu supaya orang nggak bosen. Karena kadang satu trend ini brand lain atau e-commerce lain cepet-cepetan untuk tap-in kan.
Lalu, gimana cara kamu bisa beradaptasi dengan perubahan trend yang cepat?
Cara adaptasinya tentu baca-baca, nanya ke orang yang lebih tau duluan; bisa rekan kerja atau atasan, yang jelas prinsip aku dari dulu kalau ada di tempat baru jangan pernah malu buat nanya, daripada nyesal malah ketinggalan.
Kalau scope of work Imel sebagai social media specialist itu apa aja sih?
Aku di JD.ID itu megang sosmed untuk JD.ID Beauty. Lebih ke perencanaan konten harian dan juga plan marketing sih, karena sosmed di sini masuknya ke tim marketing. Plan marketing contohnya setiap bulan bikin rencana kerjasama dengan pihak ketiga misal KOL atau komunitas beauty.
Tujuannya supaya audience aware dan nggak bosen sama sosmed kita sih. Setelah plan itu didiskusikan dan disetujui atasan, biasanya aku langsung eksekusi, tentunya dibantu sama agency juga.
Untuk bisa membuat content yang oke, ternyata memang diperlukan kerjasama banyak pihak ya.
Terkait content pillar, apakah konten social media juga memiliki pillar?
Pastinya dong. Kalau aku prefer pakai pilar supaya dalam 1 bulan itu apa yang kita kerjain terarah gitu, sih. Terutama untuk konten harian yang diunggah di Instagram ya. Jadi kalaupun nggak ada ide, kita udah ada patokan pilarnya apa, tinggal cari turunannya.
Jadi nggak terlalu pusing. Misal pilarnya Beauty 1o1, jadi tinggal cari deh apa aja nih dasar-dasar dalam ber-makeup atau skincare-an.
Bagaimana pendapat kamu soal hashtag? Menurut Imel masih pentingkah hashtag di social media marketing 2022?
Menurut aku masih berguna yah, ada dua kegunanaannya. Yang pertama untuk reach audience sesuai dengan apa yang kita targetin atau inginkan. Karena nggak sedikit juga kok orang yang cari sesuatu lewat hashtag supaya lebih mudah.
Nah yang kedua, untuk campaign tertentu, bagi brand ini penting untuk nunjukkin posisi brand itu atau hal apa yang mau ditegaskan dari si campaign itu.
Bagaimana pendapat kamu soal mirroring content? Misalnya, apakah content Instagram bisa dimirroring ke social media lainnya? Atau ada jenis social media yang kontennya lebih baik gak mirroring?
Menurut aku ada beberapa sosmed yang jangan mirroring sih, karena kan sebenernya setiap sosmed punya audience yang beda-beda. Contoh twitter sama Instagram, kebetulan aku aktif di dua sosmed tersebut, dan pembahasan di dua sosmed itu mostly beda.
Kadang hal yang viral di twitter susah untuk dibawa ke Instagram begitu juga sebaliknya. Bisa jadi audience yang follow kita di sosmed tersebut juga punya desire yang berbeda. Atau, kalau audience-nya sama kan juga malah lebih repot, mereka bisa jadi “Apa sih nih kontennya sama kayak di sebelah”.
Terakhir, tips Imel untuk teman-teman fresh graduate atau beginner yang ingin berkarir sebagai social media specialist?
Untuk fresh graduate sebenernya sih awal banget harus bisa manajemen waktu, menulis yang rapi baik dan ngerti logika bahasa, dan yang paling penting bisa menganalisa trend. Analisa tren ini bakalan berjalan beriringan dengan analisa data, karena sebagai sosmed specialist nanti kamu bakal analisa audience dan data juga.
Logika Bahasa juga penting banget, karena social media specialist ini dekat banget dengan audience sehari-harinya “ngobrol” sama audience lewat konten. Kalau sampai salah menyampaikan sesuatu, bisa disalahartikan juga, jatuhnya blunder.
Terima kasih Imel untuk sharing-nya kali ini. Untuk kamu yang masih punya pertanyaan lain terkait profesi social media specialist, bisa menuliskan pertanyaan kamu di kolom komentar, ya.
Artikel inspirasi lainnya: