Untuk personal use, tentu wajar kita hanya ngikutin akun-akun yang se-interest. Tapi for professional gain, penting buat curious tentang topik atau bidang yang kita belum banyak tahu.
Pertumbuhan pengguna social media yang semakin pesat, membuat semakin banyak brand atau perusahaan yang menginvestasikan budget dan juga waktunya di social media marketing. Hal ini tentu saja membuat profesi social media specialist, atau social media strategist menjadi profesi yang menjanjikan karena kebutuhan yang tinggi di berbagai tipe bisnis.
Tapi, untuk bisa menjadi pakar di bidang social media, apa saja sih yang harus dipersiapkan oleh para fresh graduate atau beginner? Akan seperti apa pekerjaan sehari-harinya?
Untuk membantu menjawab berbagai pertanyaan ini, Delsia yang saat ini berprofesi sebagai Social Media Strategist, bersedia berbagai pengalamannya di BCM.
Hi Delsia! Boleh diceritakan perjalanan karir kamu sehingga bisa seperti sekarang?
Karir sekarang ini bisa dibilang sedikit unexpected karena jurusanku ilmu politik saat di bangu kuliah. Tapi, semasa studi dulu, sempat ikut salah satu kompetisi yang diadakan oleh Facebook dan disitu sebagai team leader aku mulai belajar tentang Instagram dan Facebook Ads karena harus mengadakan kampanye secara online.
Dan setelah selesai sidang skripsi, aku beruntung dapat kesempatan kerja untuk konsultan politik yang tanggung jawabnya ngehandle sosmed buat kampanye calon anggota legislatif dan calon kepala daerah.
Dari situ mulai belajar tentang content strategy dengan fokus untuk personal branding yang menjadi bagian political marketing. Dan sekarang bekerja di agency sebagai social media strategist dengan beragam klien dari mulai UMKM sampai multi-national companies.
Menurut kamu, kenapa media sosial sudah jadi hal yang esensial dalam digital marketing brand/perusahaan saat ini?
Bisa dibilang media sosial sudah menjadi bagian untuk branding suatu perusahaan mungkin sejak 10-15 tahun yang lalu ya. Tapi, dengan bertambahnya jumlah pengguna, sekarang medsos jadi kunci untuk kesuksesan branding perusahaan. Karena ini tool paling efektif dan efisien untuk menggaet calon customer.
Bahkan terkadang diluar dari buyer persona karena adanya viral marketing. Selain itu, sifat marketing di media sosial juga personalized, entah dengan gaya formal ataupun lebih personal layaknya strategi Netflix, semua bisa tailor-made untuk custom audience. Dan ini juga cara paling mudah buat CRM secara langsung dengan pelanggan.
Dari pengalaman Delsia, bagaimana proses pembuatan konten medsos hingga bisa publish?
Untuk di agensi sekarang, proses awal selalu mulai dari brief meeting dengan klien. Penting untuk pastikan apa keinginan mereka dari mulai style design dan bahasa serta isi-isi konten yang diangkat. Karena ada yang bertujuan untuk membangun brand awareness sebagai bisnis B2B, ataupun fokus untuk meningkatkan customer relations.
Dari situ aku susun creative brief untuk konten dalam waktu satu bulan lalu dikirim untuk approval dari klien. Setelah mendapatkan feedback dan disetujui, baru kita proses design yang dibantu graphic designer dan aku mulai tulis captions sesuai request.
Jika design dan caption telah selesai, kita kirimkan ke klien untuk final approval dan memastikan sekiranya jika ada revisi yang perlu disesuaikan. Karena kita melayani berbagai klien, penting untuk selalu mengadaptasi gaya bahasa dan juga design sesuai dengan industri dan kebutuhan klien.
Itu mungkin salah satu keuntungan dengan klien yang beragam, selalu ada challenge untuk think outside the box dan tidak menjadi monoton dalam menghasilkan konten.
Sejauh ini, pernah membuat strategi untuk channel media sosial apa sajakah?
Selama ini fokus untuk Instagram berupa graphic/foto maupun video serta TikTok. Tentu harus menyesuaikan strategi yang berbeda untuk kedua platform tersebut, bahkan Reels di IG juga bukan berarti bisa di mirroring untuk TikTok.
Setiap klien juga punya preferensi sendiri, terkadang untuk Instagram mereka suka dengan konten-konten informative sedangkan di TikTok lebih suka yang humoris atau lebih terasa personal dengan menunjukkan behind-the-scene usaha mereka.
Ternyata antara satu media sosial dengan media sosial yang lainnya memerlukan strategi/ide konten yang berbeda ya.
Menurut kamu, idealnya paling sedikit berapa banyak konten yang perlu dibuat dalam seminggu untuk menarik perhatian audience?
Kalau idealnya sih at least once a day ya jadi dalam satu minggu ada 7 konten yang bervariasi. Tapi, yang penting adalah konsisten sih. Kalau hanya bisa post 3-5 konten dalam seminggu tapi aktif berinteraksi baik di comment section maupun menggunakan IG Stories, itu sudah sangat ideal.
Jenis/tipe konten social media apa saja sih yang menurut kamu efektif menarik perhatian audience?
Mungkin melihat platformnya ya. Jika di Instagram, banyak dibuktikan bahwa post edukasi terutama yang berbentuk carousel sangat menarik dengan tingkat save yang tinggi dibandingkan single post dengan caption yang panjang misalnya.
Tapi, shareable content yang berbentuk meme dan quote inspiratif juga sering memiliki performa yang baik. Untuk TikTok, video-video humor sering jadi favorit terutama yang mengangkat relatable issue/struggles dan juga konten-konten rekomendasi (restoran, places to visit dkk) atau tips/trik yang sering menjadi favorit untuk dibagikan.
Biasanya bagaimana cara kamu mencari inspirasi ide untuk membuat konten?
Banyak ya sumbernya seperti website medium ataupun brand-brand besar yang sudah kita kenal. Karena untuk cari inspirasi, biasanya tanya ke diri sendiri sih ‘apa yang buat aku mau follow suatu akun?’
Dan juga dari hasil analisis competitor sangat bantu untuk menentukan content pillar. Tapi, sejujurnya banyak ide didapat dari teman-teman ataupun saat iseng scrolling sih. hehe.
Menurut kamu, tantangan bekerja di profesi yang berhubungan dengan media sosial ini apa sih?
Mungkin saat kita harus berkecimpung buat industri bisnis yang bidangnya kurang familiar bahkan kita belum pernah denger produknya. Diawal mungkin intimidating karena gak tahu apa yang harus dibahas jadinya nge-stuck saat harus kasih ide-ide reatif.
Jadi, yang paling penting untuk kita itu ‘go beyond our bubble’ sih. Untuk personal use, tentu wajar kita hanya ngikutin akun-akun yang se-interest. Tapi for professional gain, penting buat curious tentang topik atau bidang yang kita belum banyak tahu.
Karena dari situ juga bisa bantu untuk kembangkan pengetahuan yang pasti jadi daya tarik tersendiri karena portofolio kita bervariasi.
Thank you ya Delsia udah mau berbagi pengalamannya & insight-nya di BCM!
Untuk kamu yang ingin belajar lebih lanjut mengenai profesi yang berkaitan dengan social media. Bisa cek artikel-artikel inspirasi lainnya di bawah ini ya.
Artikel inspirasi lainnya: