Ingin membuat content yang SEO friendly dengan memasukkan banyak keyword yang memiliki volume search tinggi. Itulah hal yang menjadi prioritas saya dulu. Tapi, setelah mengikuti kelas ahrefs Tim Soulo, saya mulai berhenti memprioritaskan pada keyword inti.
Menurutnya, kalau hanya berfokus pada keyword utama/inti adalah cara yang kurang efektif. Terutama jika blog atau website kamu masih baru.
Alasannya, semakin besar volume search maka keyword difficulty atau tingkat kesulitan keywordnya pun akan semakin tinggi. Atau dengan kata lain, semakin besar volume keyword maka semakin banyak kompetitornya.
Untuk itulah, dalam mengoptimisasi konten diperlukan juga long tail keywords.
Baca Juga: Keyword Research & Tools untuk Membuat Konten yang SEO Friendly
Dikutip dari yoast.com, istilah long tail keywords ini diperkenalkan oleh Chris Anderson, dalam bukunya The Long Tail.
Dari segi volume pencariannya, long tail keyword biasanya memiliki volume search yang rendah. Tapi, tetap saja kata kunci yang terdiri dari 3 kata atau lebih ini sangat penting.
Berikut 3 alasannya:
1. Tidak banyak competitor
Semakin tinggi volume search suatu keyword, maka semakin tinggi pula tingkat persaingannya. Dan berlaku juga hal sebaliknya. Volume search yang rendah menandakan lebih sedikit competitor yang menggunakan keyword yang sama. Hal ini dapat menguntungkan untuk pemilik blog/website baru untuk lebih dapat menyasar target audience.
2. Dapat menargetkan beberapa keyword sekaligus
Dikarenakan terdiri dari beberapa kata, secara tidak langsung dalam long tail keyword terdapat beberapa keyword yang masuk dalam keyword search. Misalnya, long keyword-nya adalah crayon faber castell vs giotto .
Ketika dipecah akan ada beberapa keyword inti: Crayon Faber Castell, Faber Castell, Giotto. Dengan demikian, artikel yang menggunakan long tail keywords ini bisa saja muncul dalam pencarian ketiga keyword tersebut.
3. Untuk tujuan transactional, mendapatkan target audience
Apakah tujuanmu adalah menjual produk? Long tail keywords bisa membantu tujuan komersial ini. Misalnya, produk yang dijual adalah pensil warna. Jika keyword utamanya terlalu general ‘pensil warna’, belum tentu audience akan membeli produk.
Bisa saja ia ingin mencari tahu tips mewarnai dengan pensil warna, atau mencari informasi jenis-jenis pensil warna. Tapi, jika keyword yang dipakai adalah ‘pensil warna bagus untuk pemula dengan harga murah’, sudah pasti visitor itu memiliki niat untuk berbelanja.
Cara untuk Mencari Long Tail Keywords
Ada berbagai tools yang bisa digunakan, diantaranya ahrefs, SEMrush, Ubersuggest, Answer The Public, hingga Google. Di sini saya akan menunjukkan contoh pencariannya dengan menggunakan Google dan Answer The Public.
Ada 2 cara yang bisa dilakukan melalui Google. Pertama adalah dengan mengambil long tail keyword yang terdapat pada bagian bawah, halaman penelurusan yang terkait dengan pensil warna.
Baca juga: 8 Cara Menggunakan Google Trends untuk Membantu Riset Keywords & Marketing
Cara yang kedua adalah dengan menggunakan Google Suggest. Masukkan kata pensil warna dan kemudian daftar keyword lainnya pun akan muncul.
- Answet The Public
Cukup masukkan keyword inti pensil warna ke dalam kolom pencarian. Kemudian pilih opsi negara Indonesia. Untuk bahasanya, sayangnya belum tersedia dalam bahasa, jadi tidak apa-apa tetap bahasa Inggris.
Setelah klik search, keywords berkaitan dengan pensil warna pun akan tersedia dalam bentuk visual seperti ini.
Kesimpulan:
Keyword utama atau inti tetaplah penting, tapi jangan menjadikannya sebagai prioritas. Sebaiknya sertakan juga long tail keyword. Setelah itu, buat interlink ke dalam content yang saling terkait untuk memudahkan Google memahami content website-mu. Semoga informasinya cukup membantu, ya.