Saat pertama kali tahu kalau SEO terbagi menjadi dua bagian, yaitu ‘On Page SEO’ dan ‘Off Page SEO’, saat itu dipikiran saya “Omg. Teknis banget. Nyerah deh. Cukup ngerti cara nyari keywords aja.”
Tapi, keadaan berkata lain. Waktu pindah ke kantor yang baru, pekerjaan saya sehari-hari jadi lebih berkaitan dengan SEO. Ternyata, lama kelamaan hal teknis yang dulu membosankan, sekarang malah bikin saya penasaran.
Pelajaran dari pengalaman saya ini, Never hesitate to learn a new skill, guys. Mungkin nantinya skill itu jadi salah satu skill favorit atau kamu butuhin. Sorry sedikit curhat. Hehe.
Kembali lagi pembahasan mengenai SEO, kurang lebih untuk definisi dan juga faktor-faktor pendukung SEO On Page dan Off Page sebagai berikut:
SEO On Page
- Keywords
- Meta Description
- Heading (H1)
- URL Structure
- Title Tag
- Alt Text
- Internal Link
- Page Performance
- SSL/TLS
SEO On Page merupakan teknik yang dilakukan untuk meningkatkan posisi halaman website-mu dalam SERPs (Search Engine Results Pages)
Bisa dikatakan, On Page merupakan hal-hal yang berada dalam kendalimu. Dilansir dari weidert.com dan digitalthirdcoast.com , ada beberapa faktor yang perlu dioptimisasi dalam On Page SEO.
1. Keywords
Petunjuk untuk membuat konten
Keywords dapat diibaratkan sebagai petunjuk. Pentunjuk untukmu mengetahui keinginan ataupun hal yang dicari oleh audience. Misalkan, topik yang kamu tulis adalah tentang ‘tips diet’.
Maka kamu perlu mencari keywords yang berhubungan dengan hal tersebut. Nantinya, keywords yang sudah kamu sortir dan relevan dengan topikmu, bisa kamu jadikan sebagai panduan dalam menuliskan konten, serta digunakan untuk title tag (seo titile), heading, hingga slug.
Ada berbagai tools yang bisa digunakan untuk mencari keywords, baik itu free ataupun berbayar. Untuk yang free contohnya adalah Keywordtool.io dan Neilpatel.com. Untuk yang berbayar, seperti SEMrush dan Ahrefs.
Untuk yang berbayar saya baru pernah menggunakan Ahrefs, itupun akun kantor dan digunkan untuk keperluan kantor. Kalau dibandingkan, tools berbayar memang lebih lengkap dan memberikan data lebih rinci.
Tapi, untuk pemula atau untuk keperluan blog pribadi, tools yang free juga cukup membantu.
2. Meta Description
Deskripsi singkat yang muncul di SERPs
Ketika browsing, pada bagian bawah setiap judul artikel yang muncul di halaman search engine terdapat deskripsi singkat. Seperti yang terlihat di gambar dan saya tandai dengan panah merah, itulah yang dinamakan sebagai meta deskripsi.
Meta descripstion berisi gambaran akan konten yang kita buat. Berapa sih panjang optimal dari meta deskripsi yang dianjurkan? Menurut moz.com, sebaiknya jaga meta deskripsi diantara 50-160 karakter.
3. Heading (H1)
Menggambarkan topik artikel
Kalau kamu suka menulis blog, pasti sudah tidak asing dengan Heading. H1 merupakan HTML tag yang digunakan untuk menekankan kalimat pada suatu halaman website, yang menggambarkan topik artikelmu.
Menurut Neil Patel, agar H1 memberikan hasil pengoptimasasian terbaik, cukup gunakan satu H1 dalam satu halaman. Sebaiknya jaga panjang karakternya kurang lebih 20-70 karakter.
4. URL Structure
Mempermudah search engine mengindex halaman
URL (Uniform Resource Locator) bisa diterjemahkan sebagai alamat web yang terdiri dari beberapa kata keywords yang mewakili topikmu.
Melalui URL ini search engines dapat meng-index halaman di website-mu dengan lebih mudah. Selain itu, URL berfungsi juga sebagai navigasi untuk audience yang berkunjung ke website-mu.
5. Title Tag
Berisikan target keywords yang SEO friendly
Pernah mencari artikel dengan topik tertentu, tapi pas dibuka judul artikelnya jadi berbeda? Judul yang kamu baca pada SERPs itulah yang dinamakan title tag.
Meski demikian, banyak juga situs atau pemilik blog yang memberikan judul sama dalam artikel maupun title tag-nya.
Title Tag haruslah SEO friendly, yakni menggunakan target keywords secara ringkas dan mudah dimengerti. Selain di SERPs, title tag juga akan menjadi judul di social media saat artikel kamu di-share, dan muncul di tab.
6. Alt Text
Deskripsi gambar
Untuk mengoptimasasikan pencarian, diperlukan juga deskripsi pada gambar. Deskripsi inilah yang dinamakan alt text atau disebut juga sebagai alt attributes.
Alt text akan memudahkan screen readers dan search engine untuk meng-index halaman website dan memahami content dari gambarmu.
Alt text tidak akan terlihat oleh audience, tapi jika gambarmu tidak dapat terbuka, alt text lah yang akan muncul pada halaman. Walau alt text juga perlu memiliki kata kunci, tapi penjelasan yang diberikan haruslah clear.
7. Internal Link
Navigasi untuk search engines dan visitor
Internal link merupakan hyperlink yang mengarahkan pada halaman lain dalam domain yang sama. Sama seperti faktor-faktor SEO On-Page yang sudah disebutkan sebelumnya, internal link membuat search engines dapat lebih memahami struktur websitemu dan juga berfungsi sebagai navigasi untuk visitor.
Penggunaan internal link yang tepat dapat menunjukkan pada search engine halaman-halaman yang relevan, hubungan antar halaman, serta value dari halaman.
8. Page Performance
Pastikan waktu load yang tidak lama
Ketika website yang dibuka memiliki waktu load yang lama, apa yang kamu lakukan? Menutup halaman dan berpindah ke situs lain mungkin jadi jawaban dari kebanyakan orang.
Saat hal ini terjadi, persentase user yang meninggalkan situs kita (bounce rate) yang tinggi akan menyebabkan page performance kita pun akan turun. Salah satu cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mempercepat loading adalah dengan mengompres ukuran gambar.
9. SSL/TLS
Keamanan website yang memberikan pengaruh pada SEO
Sekarang ini SSL (Secure Sockets Layer) sudah digantikan oleh TLS (Transport Layer Security ), yang merupakan versi update dari SSL. Tapi, walau sudah digantikan TLS, SSL tetap jadi istilah yang lebih sering digunakan.
Fitur ini merupakan standar teknologi yang digunakan untuk melindungi informasi dan data sensitif dari pihak yang tak bertanggung jawab, seperti hacker.
Walau lebih ke keamanan website, tapi ternyata pemasangan SSL/TSL ini bisa turut mempengaruhi peringkatmu di search engine seperti Google. Website yang menggunakan SSL/TSL dianggap lebih terpercaya.
Bahkan, user pun bisa dengan mudah mengetahui apakah website yang dikunjunginya memasang SSL/TSL atau tidak, dari tulisan ‘not secure’ tepat disamping URL.
SEO Off Page
Off page merupakan strategi pengoptimasasian yang dilakukan di luar website untuk meningkatkan peringkat website di SERPs.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dari SEO off page, yaitu backlinks, domain authority, hingga promosi melalui social media.
1. Link Building
Memberikan dampak positif pada website
Backlink atau inbound link adalah link dari website lain yang mengarah pada website-mu. Dengan adanya backlink ini menjadi pertanda kalau halaman website mendapatkan vote.
Backlink memberikan efek positif untuk meningkatkan posisi suatu halaman dan juga visibility website-mu. Namun, jangan jalankan strategi black hat SEO dengan membeli backlinks.
Bukannya mendapatkan peringkat yang baik di SERPs, website-mu nantinya malah bisa terkena penalti.
2. Domain Authority
Tolak ukur suatu website
Untuk mengetahui seberapa baik peringkat suatu website di search engine, kita bisa mengukurnya melalui Domain Authority (DA) yang memiliki skala 1-100.
Semakin tinggi DA, menandakan semakin bagus peringkat websitemu. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam DA, yaitu jumlah backlinks, serta jumlah halaman 404 atau Page Not Found.
3. Promosi
Mempertimbangkan hal-hal di luar website
Penggunaan social media, secara tidak langsung bisa turut mempengaruhi audience mengenal website-mu. Meski pada umumnya link yang kamu dapatkan dari social media berbentuk ‘No follow’, tapi secara tidak langsung tetap dapat membantu meningkatkan awareness, sehingga bisa mendatangkan lebih banyak traffic.
Untuk mendapatkan ranking tertinggi di SERPs, faktor-faktor dari SEO On Page serta SEO Off Page ini perlu dimaksimalkan. Kalau ada tambahan hal penting lain dari faktor-faktor yang saya sudah sebutkan, yuk tuliskan di kolom komentar.