Jika dulu beriklan di TV, radio, majalah, surat kabar, sampai billboard jadi media utama dalam memperkenalkan dan memasarkan produk, kini strategi pemasaraan secara digital turut menjadi prioritas. Instagram, Twitter, Tiktok, dan Youtube adalah beberapa platform media sosial yang populer.
Ketika mulai bekerja di dunia content, dan belajar mengenai social media marketing dari Coursera & Hubspot, di situ saya mulai menyadari hal-hal yang tidak saya pikirkan sebelumnya. Ternyata postingan yang dibuat oleh brand ataupun media yang saya follow tidak asal meng-update secara spontan seperti saat menggunakan socmed pribadi.
Sama halnya dengan content website, ada yang namanya social media plan. Kita perlu menentukan jenis content dan formatnya. Ada yang mengutamakan visual seperti Instagram, teks seperti Twitter, dan kombinasi keduanya seperti Facebook. Kita juga perlu mempertimbangkan kapankah waktu terbaik untuk mempostingnya, dan sebaiknya dalam seminggu berapa banyak content yang perlu diposting?
Baca juga: Agar Pemasaran Efektif, Kenali Target Customer dengan Membuat Buyer Persona
Lalu, tipe content media sosial seperti apa sih yang tepat untuk meningkatkan awareness? Bagaimana dengan konversi? Dihimpun dari semrush.com dan later.com, ini dia beberapa tipe content yang bisa menjadi referensimu.
1. Konten yang dibuat oleh pengguna
7. Berkolaborasi dengan influencer
1. Konten yang dibuat oleh pengguna
Mencari cara untuk meningkatkan brand awareness dan engagement? Waktunya melibatkan konsumen atau pengguna layananmu dengan User Generated Content (UGC). Pada dasarnya tipe konten ini dibuat oleh audience. Tipe content ini sebenarnya bukanlah tipe baru, sudah banyak perusahaan yang menggunakannya. Diantaranya Gopro, AirBnb, dan Starbucks.
2. Quotes
Saat ini banyak akun-akun quotes di Instagram yang memiliki ratusan ribu followers dan likes. Tapi, apa hubungannya antara quotes dengan marketing? Quotes yang menginspirasi dan align dengan value yang ingin ditunjukkan brand atau media, dapat menarik perhatian audience. Beberapa contohnya adalah content yang dibuat Dove dan Wardah ini.
3. Live stream
Format live stream kini bisa digunakan untuk berbagai socmed : Instagram, Facebook, hingga Youtube. Content-nya bisa berupa review produk atau webinar dengan para pakar dalam bidang tertentu, seperti contoh content Anlene di bawah ini. Selain itu, live stream dengan menggunakan smartphone-pun di IG live tetap efektif dan bisa dijadikan opsi jika memiliki keterbatasan budget dalam membuat video menggunakan kamera.
4. Tips & Trick
Tidak hanya bisa dibuat dalam format artikel. Tips & trick juga bisa diringkas dengan lebih menekankan pada visual dan sedikit teks. Misalnya, seperti yang dilakukan brand MakeOver dan Dove berikut.
5. Campaign
Bukan hanya sekedar menjual produk, tapi banyak brand besar yang mengusung campaign yang relate dengan target audience. Sebelumnya, di sini saya sudah pernah membahas kalau untuk membuat content yang viral dan mudah diingat adalah dengan melibatkan emosi. Salah satunya bisa dengan tipe content ini.
6. Giveaway/Kompetisi
Giveaway ataupun kompetisi berhadiah tentu disukai oleh audience. Tipe content ini bisa digunakan ketika meluncurkan series produk baru atau bertepatan dengan perayaan hari spesial tertentu. Seperti hari Ibu, Natal, hingga lebaran. Contohnya, seperti lomba mewarnai dari FaberCastell serta giveaway Maybelline.
7. Berkolaborasi dengan influencer
Selain dengan User Generated Content, bekerja sama dengan influencer untuk mempromosikan produk bisa dijadikan pilihan. Khususnya, jika kamu memang memiliki budget tersendiri untuk influencer marketing. Namun, dalam memilih influencer yang ingin diajak bekerjasama, pastikan juga influencer tersebut selaras dengan brand.
Misalnya, jika brandmu adalah produk makanan kucing ,tapi si influencer ternyata tidak punya kucing atau justru malah takut dengan hewan peliharaan ini, hal ini bisa menimbulkan pertanyaan di benak audience.
8. Quiz dan Polls
Anak Twitter ataupun Instagram pasti sudah terbiasa melihat atau bahkan membuat tipe content ini. Tidak harus selalu pertanyaan serius, kedua format ini bisa untuk berbagai pertanyaan ringan dan singkat. Bahkan tipe content ini juga bisa membantumu lebih mengenal target audience.
Kesimpulan
Dari beberapa tipe content social media yang saya sebutkan di atas, masih ada banyak format lainnya yang bisa dijadikan sebagai referensi. Tapi overall, ketika memilih tipe content kita harus memastikan kalau format content itu sejalan dengan produk atau layanan kita, ya.
Untuk lebih update content belajar content marketing (BCM), kamu juga bisa follow IG-nya di sini =)